Menahan perasaan sesak di dada karena suara hati yang tak bisa untuk diutarakan dan tenggorokan terasa seperti tercekat akibat menahan tangis agar tidak pecah, rasanya Xiaoting ingin menjerit dan memaki untuk meluapkan apa yang ia rasa saat melihat pemandangan di hadapannya.
Xiaoting benci berpura-pura, tapi keadaan justru memaksa Xiaoting untuk melakukannya.
Saat dua manusia berbeda gender itu mulai bercumbu dengan mesra dan disusul oleh suara riuh tepuk tangan orang-orang yang menyaksikannya, saat itulah Xiaoting merasa kalau ia berada di titik terendah dalam hidupnya. Rasa hancur, kecewa, marah, dan sedih yang dirasakan Xiaoting tidak dapat didefinisikan lagi kata-kata.
"Pokoknya nggak ada yang boleh tau kalo mulai sekarang lo itu sodara tiri gue." Ujar gadis yang duduk di sebelah Xiaoting itu.
Fokus Xiaoting buyar seketika lantas ia menoleh pada gadis itu, "Lo nggak usah khawatir, gue juga nggak mau punya sodara tiri kayak lo, Huang Xingqiao." Balas Xiaoting lalu kembali fokus ke depan.
Gadis bernama Huang Xingqiao itu mengerutkan keningnya dan mengangkat sebelah alisnya, "Dih, kurang ajar lo. Anak pelacur aja sok banget." Celetuknya.
Mendengar apa yang diucapkan oleh Xingqiao sontak saja membuat Xiaoting terkejut dan tidak terima, dan ketika Xiaoting kembali menoleh ke samping Xingqiao justru mengalihkan wajahnya dari Xiaoting lalu melipat kedua tangannya di dada dan terkekeh remeh.
"Heh! Kalo ngomong itu dijaga, Ibu gue nikah sama Ayah lo itu cuman karena kasian ngeliat duda jamuran sama anak setan kek lo kesepian dan nggak keurus." Ujar Xiaoting.
"Lo!" Pekik Xingqiao seraya mengacungkan jari telunjuknya tepat di hadapan wajah Xiaoting.
Dengan berani Xiaoting mengangkat dagunya. "Apa? Lo duluan yang mulai, lo mau ngajak gue berantem?"
Baik Xiaoting dan Xingqiao sudah sama-sama saling mengangkat tangan dan bersiap menyakiti fisik satu sama lain, namun sayangnya ada seorang wanita paruh baya datang dan menyuruh keduanya untuk menghampiri para pengantin yang kini tengah menatap mereka dari kejauhan.
"Xingqiao, Xiaoting. Kalian nggak mau ngasih ucapan selamat ke Ayah sama Ibu gitu?" Tanya sang mempelai pengantin pria, ayah dari Xingqiao.
Xingqiao membuang wajahnya dan menatap ke sembarang objek yang ada di sekelilingnya, enggan merespon pertanyaan yang di lontarkan oleh sang ayah.
Tuan Huang hanya bisa menghela nafas saat melihat sang putri bertingkah seperti itu, sedangkan wanita yang baru saja menjadi istrinya hanya bisa tersenyum tipis untuk memakluminya.
"Kalo kamu, Xiaoting?" Tanya sang mempelai pengantin wanita, ibu dari Xiaoting.
"Selamat buat Ibu, semoga ini jadi pernikahan terakhir Ibu." Ujar Xiaoting singkat.
Selesai mengucapkan selamat Xiaoting lantas melangkah pergi meninggalkan mereka tanpa mengatakan sepatah katapun lagi.
"Shen Xiaoting!" Panggil Nyonya Huang, tapi Xiaoting tidak mau menoleh dan tetap melangkahkan kakinya menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Times : Xiaoting Xiaojun ✓
FanficSejak Xiaojun mengidap penyakit Leukemia, ia merasa bahwa dirinya tidak lah istimewa yang harus memiliki seseorang yang sayang padanya dan juga seseorang yang ia sayangi karena pada akhirnya Leukemia akan tetap merampas semua itu dari Xiaojun pada w...