Promosi

274 46 7
                                    

Ningning merebahkan dirinya di atas sofa. Ia menghela napas kasar. Sedari tadi ia bolak-balik mengecek ponselnya. Tetapi ia belum juga mendapat kabar dari  Renjun. Padahal ia sudah menunggu semalaman sampai ia ketiduran.

"Telepon gege aja deh..." gumam Ningning pada dirinya sendiri.

Tut....Tut....Tut.....

"Kenapa ga diangkat?" Ningning mempautkan bibirnya ke depan.

Ningning meletakkan ponselnya dan beranjak ke dapur untuk mengambil sekotak susu. Ia menuangkan sekotak susu itu ke dalam gelas, sesekali ia melirik ke arah jam dinding.

"Ning, ngapain deh dari tadi liatin jam terus?" tanya Winter yang sedang berjalan ke arah dapur.

"Hm? Enggak hehehe..." jawab Ningning setelah meneguk susu itu sampai habis.

Winter menoel-noel rambut Ningning, "Mikirin Renjun ya?"

"Ih, enggak eonni."

"Ah, jinjja?" goda Winter.

"Jinjja eonni."

"Ningning mau ke apartement Renjun gege aja deh." lanjut Ningning

"Yaelah, kenapa ga tinggal disana aja sekalian?" tanya Winter. Pasalnya Ningning hampir setiap hari bolak-balik ke apartement Renjun.

"Gamau ah, nanti eonni kangen sama Ningning." Ningning memeletkan lidahnya lalu pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap.

.

Ningning membuka pintu apartement Renjun. Sepi, hanya terdengar bunyi detik jarum jam. Ia berjalan perlahan memasuki ruang tengah, "Sepi banget, kayaknya Renjun gege ga ada di apart." pikir Ningning.

Kemudian ia mencari sandal dalam rumah yang biasa ia pakai ketika mengunjungi apart Renjun. Ningning sudah mencari hampir di semua sudut apart tapi nihil. Ia belum menemukan sandal kesayangannya sampai pusat perhatiannya teralihkan pada suara gemercik air yang terdengar dari dalam kamar mandi. Ningning berjalan mendekati sumber suara, mengetuk pintu kamar mandi.

Tok tok tok.....

Tok tok tok.....

"Njun? Bentar ya. Lagi sebentar aku keluar."

"Ga mungkin......" lirih Ningning.

Tubuh Ningning membeku seketika. Dengan napas yang memburu, Ningning perlahan melangkahkan kakinya menjauh dari tempat ia berpijak. Ia terduduk di sofa, berusaha menetralkan napasnya. Mengambil tas-nya. Pikirannya saat ini sangat kacau dipenuhi beragam pertanyaan.

Saat dirinya sudah berada tepat di depan pintu apartement langkahnya tiba-tiba terhenti.

"Permisi?"

Ningning membalikkan badannya, memaksa agar wajahnya tidak terlihat pucat.

"Oh? Ningning? Annyeong!." sapa gadis yang baru saja keluar dari kamar mandi berbalut handuk di rambutnya. Ningning membungkukkan badannya dan kembali memaksakan senyuman kaku di wajahnya. Lidahnya masih kelu.

"Mian, aku kira tadi yang ngetuk pintu si Renjun."

"Ternyata kamu Ning.... pantesan kok aneh Renjun baliknya cepet banget." gadis itu terkekeh.

Ningning meremas jaketnya, dadanya sangat sesak. Ia hanya bisa menganggukkan kepalanya, "Hehehe iyaa...."

"Aku balik dulu ya. Masih ada urusan soalnya. Titip salam buat Renjun gege."

Flummox; Renjun-NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang