32 | Want to touch you again

4K 363 65
                                    






"Siapkan defibrilatornya!" teriak Sujin menginstrupsi beberapa perawat yang sedang mematri wajah pucat di sekitarnya.

Ruang UGD semakin terlihat kacau, ketika Sujin memeriksa monitor di samping brankar yang ditiduri Im Seekyung. Situasi yang sulit, simpul Sujin dalam kepalanya. Sujin bertindak cepat, jantungnya terpacu dua kali lipat. Tidak, ini belum terlambat untuk ia melakukan tindakan, semoga saja.

Seorang perawat yang telah selesai menyiapkan alat yang diminta Sujin, perawat itu juga terlihat berantakan. Sujin cepat menarik alat itu, dengan kecepatan kilat alat kejut jantung itu siap. Sujin mengambil alih, ia bersiap menekan jantung Im Seekyung dengan alat yang berada pada dua genggaman tangannya. "200 joule!" instruksi Sujin.

Sujin menekan dada Im Seekyung, dada wanita itu tergelonjak membusung dalam sekejap. Tapi, tiada perubahan, Sujin menatap layar monitor keadaan wanita itu masih sama. "Sekali lagi!" teriak Sujin pada perawat yang membantunya.

Sujin kemudian melakukan hal itu hingga beberapa kali, dahinya berkeringat dan mengerut, jantungnya ikut berdebar. Tidak pernah selama ia menyandang status dokter ia jadi setegang dan segelisah ini ia pernah menyelamatkan pasien, rasanya berdebar. Tapi berbeda dengan kali ini, rasanya berbeda. Jelas ia merasa demikian, karena Sujin sudah berjanji pada Taehyung akan menyelamatkan ibunya, lain daripada itu Im Seekyung juga orang dari masa lalunya. Tapi, keadaan Im Seekyung benar-benar di luar kemampuannya.

"Tolonglah... Sekali lagi!" kata Sujin lagi, sembari mata mulai memerah, dada Im Seekyung kembali membusung karena kejut jantung tersebut. Sujin memberi tekanan tanpa pasimis. Tapi percuma, Im Seekyung masih betah dengan kondisinya yang sekarang.

Wanita itu terlalu dekat dengan kematian.

Instingnya sebagai dokter mengatakan ini percuma, Sujin tahu jika keadaan Im Seekyung berada di ujung tebing, nyawa sedang ditarik dalam tubuhnya. Tapi, ia tak mau mengakui kesimpulan menurut insting dokternya. Sujin, memohon keajaiban di sini.

Sujin tak ingin menyerah, ia kemudian melempar alat kejut jantung itu, lalu cepat memberi tindakan CPR, kedua tangan Sujin bersatu saling menangkup lalu menekan dada Im Seekyung berkali-kali. Bagian depan rambut Sujin terjuntai membingkai wajahnya yang memerah, ia masih berusaha memberi pertolongan pertama pada Im Seekyung.

Im Seekyung tak kunjung memberi respon, Sujin seperti akan terjun ke alam hipnotis karena merasa blank bukan main. Suara dari alat pendeteksi jantung mulai berdegung, Sujin menoleh ke arah alat itu. Kepalanya berkali-kali menggeleng pertanda ia tak ingin itu terjadi.

Sujin kemudian memeriksa denyut nadi di bagian leher, matanya terbelalak, Sujin mengigit pipi dalamnya jantungnya juga ikut mencelos. Sujin menepis fakta ini.

"Dokter Yoo....." Salah satu perawat wanita memegang bahunya, Sujin menoleh dengan keadaan berantakan bersama napas yang memburu.

Perawat itu menggeleng, Sujin mengerti arti gelengan kepala perawat itu. Sangat mengerti malah. Tapi, ia hanya tengah melawan takdir. Gelengan kepala perawat itu seolah menamparnya untuk tersadar.

Taehyung menaruh harapan besar padanya, bagaimana cara Sujin menjelaskan pada pria yang sedang putus asa yang berada di depan sana sembari mengantongi harapan.

Sujin tak tega.

"Sekali lagi ayo kita lakukan...." Sujin mulai pasimis, mengigit bagian dalam bibirnya sebagai pelampiasan.

"Dokter Yoo, ini sudah sepuluh menit. Ini bukan henti jantung, tapi dia...." kata perawat itu kemudian.

"Aku tahu! Tapi aku hanya ingin membuktikan keajaiban. Dia neneknya putraku..... Aku melakukan ini demi anakku Seo." Sujin kemudian mulai merunduk. Ia pasrah lalu memegang tepian brankar. Bohong, ia ingin Im Seekyung hidup bukan hanya untuk Rey saja. Tapi Taehyung, pria itu juga. Tak tahu mengapa, sekarang ini Sujin memikirkan perasaan Taehyung. Sujin sudah berjanji, ia tak sanggup mengatakan jika dirinya gagal menepati janji.

ACONITE [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang