Bagian Empat

162 21 16
                                    

Hai....Hello...👋👋👋

Author hadir lagi nih bawa part baru...

Siapa yang nungguin???

Makin penasaran ga???

Langsung aja dibaca ya,,

Semoga dapat menghibur,,,

Bye...byeee.....



.
.
.
.
.




“Author pov”

Pukul tiga sore tadi jena baru sampai dirumahnya. Setelah pertemuannya dengan liana, jena langsung pergi mengurus berkas-berkas yang dibutuhkan untuk keberangkatannya ke L.A.

Sekarang jena sedang menatap ketiga putranya yang duduk didepannya, untuk membicarakan niat jena yang ingin pergi ke L.A.

“Mama ga mau istirahat dulu?” Tanya yoyo setelah mereka bertiga selesai mengintrogasi jena

“Engga usah sayang, ada yang mama mau omongin ke kalian.” Ucap jena tersenyum menatap anaknya

“Emang mama ga cape? Kan mama baru pulang, terus mama abis kami tanya-tanya juga.” Ucap jidan menatap jena

“Engga kok nak, kalian udah makan siang?” Tanya jena

“Udah kok mah, kebetulan yoyo juga tadi ga ada kelas. Terus mereka berdua tadi pulang sekolah langsung makan.” Jawab yoyo

“Pinter deh anak mama.” Ucap jena membuat ketiga pemuda tersenyum karena dipuji oleh orang tersayang mereka

“Tadi mama bilang ada yang ingin diomongi, apa itu mah?” Tanya rendi yang baru bersuara lagi

“Tapi kalian janji ya, setelah mama bilang kalian tidak marah.” Ucap jena membuat ketiga anaknya mengernyit bingung

“Tergantung mah, tapi kalau itu mama kami mana bisa marah.” Ucap Yoyo membuat kedua saudaranya mengangguk setuju, membuat jena tersenyum hangat

“Seandainya papa kalian seperti kalian, kebahagiaan mama sangat lengkap.” Ucap jena dalam hati

“Kalian tau kan kakek lagi sakit?” Tanya jena membuat ketiga anaknya mengangguk

“Perusahaan kakek di L.A membutuhkan mama untuk mengurusnya disana.” Lanjut jena membranikan diri menatap ketiga anaknya

“Maaf mah yoyo menyelak, maksud mama apa? Apa mama mau ke L.A?” Tanya yoyo angkat bicara

“Iya sayang, hari minggu ini mama mau ke L.A. Mama harus ngurus perusahaan kakek disana, sekalian mama juga membantu nenek kalian mengurus kakek.” Ucap jena membuat mereka terkejut

“Kenapa mendadak sekali mah? Kami belum siap-siap.” Ucap jidan menatap jena

“Mama merencanakan ini udah lama sayang, tapi mama baru bilang ke kalian sekarang. Mama ke L.A hanya sendiri sayang, karena mama disana bakal lama.” Ucap jena membuat mereka lagi-lagi terkejut

“Maksud mama? Mama mau ninggalin rendi? Rendi ga mau mah, rendi mau ikut mama ke L.A.” Ucap rendi menghampiri jena

“Mama ga ninggalin kamu sayang, kan disini ada papa, kak yoyo, dan kak jidan. Jadi rendi ga sendirian, lagian mama disana kan harus bekerja dan mengurus kakek.” Ucap jena mengelus rambut anaknya

“Kenapa kami tidak boleh ikut mama ke L.A? Kami bisa pindah sekolah mah, apapun itu yang penting kami bisa selalu sama mama.” Ucap jidan ikut duduk disamping jena

“Bukannya mama ga bolehin kalian ikut, kalian ga kasian sama papa kalau kalian ikut mama? Lagian kamu kan udah tingkat akhir di sma, jadi ga semudah itu buat ngurus perpindahan sayang.” Ucap jena dengan sabar

RuMiTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang