Bagian Empatbelas

118 15 0
                                    

Hai..Hello...👋👋👋

Maaf ya baru update lagi,

Langsung aja dibaca ya,

Semoga dapat menghibur,

.
.
.
.

"Author pov"

Sore ini liana sudah berdiri manis di depan rumah jena dengan satu koper besar yang menemaninya.

Ting..nong...

"Siapa didepan?" Tanya seseorang dari dalam

"Selamat sore mas yoyo." Sapa liana ramah

"Selamat sore mba." Sapa balik yoyo yang terkejut

"Siapa nak diluar?" Tanya jena yang ikut menghampiri

"Ini mah, mba liana udah dateng." Ucap yoyo membuat jena sedikit berjalan tergesa

"Eoh liana, akhirnya kamu dateng." Ucap jena tersenyum senang

"Selamat sore kak, maaf ya kak aku datengnya kesorean. Tadi setelah pulang, aku langsung mandi dan langsung kesini." Ucap liana menjelaskan

"Gapapa li, ayo masuk. Aku anterin ke kamar kamu." Ajak jena menarik tangan liana

"Terimakasih kak, mari mas yoyo." Ucap liana menyempatkan tersenyum kepada yoyo, dibalas senyum tipis oleh yoyo

"Kamu sampai rumah jam berapa li? Tidak lelah?" Tanya jena basa basi

"Sekitar pukul 3 sore kak aku sampai rumah, tidak kok kak. Aku kan kuat." Ucap liana mendapat kekehan dari jena

"Kalau kami setelah makan dan berpisah dengan kalian, kami langsung pulang." Jawab jena mendapat anggukan dari liana

Cklek...

"Nah ini kamar kamu, gimana kamu suka?" Tanya jena mengamati ekspresi liana yang menurut jena sangat lucu

"Kak ini serius kamar untuk aku? Maaf kak, tidakkah terlalu bagus dan berlebihan?" Tanya liana mendapat gelengan dari jena

"Ini beneran kamar untuk kamu li, bagaimana?" Ucap jena

"Kak ini terlalu bagus, aku sangat suka. Tapi aku ngerasa tidak pantas menerima ini, kak jena sudah sangat baik. Aku cukup dengan kamar yang sederhana juga tidak apa kak." Ucap liana meringis kecil karena jena mencubit pipinya

"Li, ini ga sebanding dengan kamu yang mau mengurus anak-anak ku. Kamu terima ya, aku ga nerima penolakkan. Aku dekor ruangan ini, agar kamu nyaman disini li." Ucap jena membuat liana memeluk jena spontan

"Kak, aku ga tau harus gimana lagi ke kak jena. Kak jena sangat baik banget, terimakasih kak. Terimakasih banyak buat ke istimewahan yang kakak kasih ke aku." Ucap liana dalam pelukan jena

"Sama-sama li, aku seneng kalau kamu suka. Udah gih kamu beres-beres, aku mau masak untuk makan malam kita." Ucap jena setelah melepas pelukan mereka

"Biar aku aja kak yang masak, kak jena cukup jadi pengamat saja. Aku mau masakin makanan terenak buat kak jena, pasti kak jena bakal suka." Ucap liana membuat jena terkekeh

"Baiklah, silakan nona liana." Ucap jena tersenyum manis

"Terimakasih, nyonya jena." Ucap liana, membuat mereka terkekeh bersama

"Kamu mau masak apa li?" Tanya jena sambil berjalan kearah dapur

"Aku mau masak, makanan yang udah aku kuasain kak." Ucap liana

"Apa itu?" Tanya jena penasaran

"Aku mau masak ayam cabe ijo, capcay, sambel tongkol, ikan kakap saus padang, dan sup iga." Ucap liana bertepatan dengan mereka yang sudah di dapur

"Wah makanan yang mau kamu masak itu kesukaan aku, anak-anak dan suami aku." Ucap jena membuat liana terkejut

"Bagaimana bisa pas gitu kak? Padahal aku hanya menyebutkan makanan yang sering aku masak loh kak." Ucap liana terkekeh melihat ekspresi jena

"Kamu emang cocok deh buat anak-anak ku, ayam cabe ijo itu kesukaan yoyo, sambel tongkol itu kesukaan jidan, capcay sendiri makanan kesukaan rendi, kalau ikan kakap saus padang kesukaan suami aku, dan sup iga itu makanan kesukaan aku banget." Ucap jena yang menjabarkan kesukaan suami dan anak-anaknya

"Semoga kakak dan anak-anak suka makanan buatan aku, kalau gitu aku masak dulu ya kak." Ucap liana dibalas anggukan semangat oleh jena

"Kak kalau kakak mau mandi atau apa, aku ditinggal gapapa kak." Ucap liana yang mulai bersiap untuk memasak

"Aku tinggal sebentar gapapa li?" Tanya jena tak enak

"Gapapa kak, nanti kalau sudah matang aku akan panggil kakak." Ucap liana meyakinkan jena

"Oke, kalau gitu aku panggil anak ku ya untuk menemani kamu." Ucap jena

"Tidak usah..."Ucapan liana terhenti karena jena sudah memangil salah satu anaknya yang sedang menurunin anak tangga

"Jidan, sini nak." Panggil jena mendapat perhatian dari anak keduanya

"Kenapa mah?" Tanya jidan menghampiri jena

"Bisa temani mba liana memasak? Mama ada urusan." Ucap jena melirik liana yang tersenyum tak enak pada jidan

"Iya udah mah, jidan akan temani mba liana." Ucap jidan

"Makasih ya nak, kalau gitu mama tinggal dulu ya." Ucap jena mengelus kepala jidan

"Mas jidan maaf ya, saya jadi merepotkan." Ucap liana setelah jidan duduk

"Gapapa mba, mama yang minta." Ucap jidan sambil bermain hp

"Terimakasih mas.. Jika mas jidan tak nyaman, saya tidak apa sendiri." Ucap liana menata bahan masakannya

"Udah masak aja mba, saya gapapa." Ucap jidan membuat liana terdiam dan mengangguk patuh

"Mba masak apa?" Tanya jidan beberapa saat setelah mencium aroma masakan yang menarik perhatiannya, membuat liana tersenyum simpul

"Mba lagi masak sambel tongkok mas jidan, masakan kesukaan mas jidan kan?" Ucap liana tersenyum melihat reaksi dari jidan

"Bagaimana mba tau?" Tanya jidan cuek

"Kak jena yang memberi tahu, saat mba ingin masak." Jawab liana yang hanya dibalas anggukan oleh jidan

"Ingin mencoba mas jidan?" Tanya liana

"Tidak usah mba, nanti saja saat makan sekalian." Tolak jidan membuat liana mengangguk

Setelahnya liana fokus dengan masakannya tanpa tau ada jidan dan seseorang yang memperhatian liana diam-diam.

"Yey, akhirnya masakan aku selesai." Monolog liana

"Lebih baik aku membersihkan diri terlebih dahulu, dan baru memanggil kak jena." Sambung liana sambil menata masakannya dilemari penghangat, agar makanannya tetap hangat

"Biar saya yang kasih tau mama mba." Ucap jidan tiba-tiba membuat liana melotot kaget

"Eh, maaf mas jidan.. saya tidak tau kalau mas jidan masih duduk disitu." Ucap liana menunduk

"Gapapa mba, iya udah saya panggil mama dulu." Ucap jidan tersenyum tipis

"Baik mas jidan, terimakasih. Saya permisi mas jidan.." Ucap liana menunduk sekilas

"Lucu.."

"Author pov end"

.
.
.
.
.

TBC
Lanjut atau engga???

Ada pesan yang ingin disampaikan???

Maaf jika typo bertebaran...
Jangan lupa untuk vote and komen biar authornya semangat ngelanjutin ceritanya...

RuMiTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang