Bagian Sepuluh

122 12 1
                                        

Hai...Hello....👋👋👋

Author hadir lagi nih bawa part baru...

Makin penasaran ga sama ceritanya?

Siapa yang greget liat cast di cerita ini?

Langsung aja dibaca ya,

Semoga dapat menghibur ya,,

Bye....bye.....

.
.
.
.
.

Sekarang liana dan nino sudah memasuki kawasan tempat jena beserta keluarganya memginap...

"Ini bener villanya kak?" Tanya nino saat tiba di depan pintu

"Digoogle map nya sih gini no." Ucap liana sambil menunjukkan layar handphonenya

"Kak liana aja yang pencet tombolnya" Ucap nino dibalas anggukan oleh liana

Ting..nong...

"Yoyo, tolong bukakan pintu. Sepertinya tamu kita sudah datang." Teriak seseorang dari dalam rumah membuat liana dan nino mengatur penampilan

Cklek...

"Selama..." Ucap yoyo terhenti karena melihat sang tamu

"Loh mba liana? Elo?" Ucap yoyo menatap liana, lalu menunjuk nino yang agak terkejut melihat yoyo

"Selamat malam aden yoyo, maaf sudah membuat aden terkejut. Kedatangan saya kesini, karena saya diundang mba jena untuk ikut acara makan malam. Saya dengan mba jena tidak sengaja bertemu di pantai tadi, ternyata liburan kami sama. Jadi mba jena mengundang saya untuk ikut malam ini." Ucap liana membungkuk sopan, membuat yoyo hanya mengangguk

"Oh iya aden, kenalkan ini adik saya namanya nino. Dia baru datang dari L.A. Oh ya, maaf kalau saya lancang, aden kenal dengan adik saya?" Ucap liana kembali

"Kenal sih engga, cuman tadi ga sengaja tabrakan aja." Ucap yoyo

"Aduh saya minta maaf ya aden." Ucap liana membuat nino menahan kekesalan

"Saya yang salah mba, saya sudah minta maaf juga." Ucap yoyo melirik sinis kearah nino

"Sekali lagi mohon maaf ya den." Ucap liana membungkukan badannya

"Mba jangan pang....." Ucapan yoyo terpotong oleh suara dari jena

"Loh nak, kok mba liananya ga diajak masuk?" Ucap jena yang sudah ada disebelah yoyo

"Mah, ini baru mau yoyo ajak masuk." Ucap yoyo tersenyum menatap jena

"Kalau gitu ayo masuk liana dan nino, yang lain sudah menunggu." Ucap jena menggandeng tangan liana

"Terimakasih kak sudah mengundang aku dan nino." Ucap liana menatap jena

"Santai aja, kamu udah aku anggep kaya keluarga sendiri." Ucap jena membuat nino mengejek dalam hati

"Cih menjijikan sekali, aku semakin geli melihatnya." Ucap nino dalam hati

"Sayangnya mama, liat siapa yang datang." Ucap jena setelah mereka ber empat sampai di halaman belakang villa

"Loh mba liana? Kok bisa ada disini  mah?" Tanya jidan terkejut, sama halnya dengan rendi

"Panjang ceritanya, intinya ternyata mba liana liburan disini juga. Kami bertemu tadi saat dipantai, dan mama sama papa undang mba liana dan adiknya untuk ikut bergabung bersama kita." Ucapan jena menatap kedua anaknya tersenyum

Hal itu ditanggapi oleh jidan hanya mengangguk sekilas dan kembali fokus kepada kerjaannya, sedangkan rendi menatap tak suka akan kehadiran liana dalam acara family timenya, karena ia langsung melengos saja tanpa menyapa.

"Sekarang ayo liana, kamu sama adik kamu santai aja ya. Anggep kaya rumah dan keluarga sendiri." Ucap jena menatap liana

"Terimakasih sekali lagi kak, aku tidak enak jadinya." Ucap liana

"Hey jangan sungkan, dan aku juga ingin minta maaf soal rendi. Mungkin ia butuh waktu untuk menerima kenyataan." Ucap jena yang menangkap sinyal dari rendi yang ga suka akan kehadiran liana

"Jangan minta maaf kak, tak apa hal yang wajar. Aku akan berusaha.." Ucap liana membuat jena bernafas lega

"Aku seneng kenal kamu, kalau gitu aku tinggal dulu ke dapur ya.." Ucap jena

"Aku bantu kak." Ucap liana yang ikut berdiri

"Tidak usah, kamu kan tamu. Biar aku saja, kamu temani adik mu saja. Aku juga sekalian mau panggil suami ku, hehe.." Ucap jena langsung meninggalkan liana dan nino

"Nooo..." Lirih liana menatap nino membuat nino menahan gemas

"Kenapa kak?" Tanya nino acuh

"Aku minta maaf, pasti kamu merasa tidak nyaman dan terasingkan." Ucap liana setelah jena pergi

"Aku sih gapapa kak, toh aku ga akan ketemu mereka lagi sehabis ini. Tapi kakak yang aku khawatirkan, dengan sikap mereka seperti ini ke kakak, sangat menyusahkan sekali bocah seperti itu." Ucap nino berbisik agar tidak terdengar sambil mentapa liana lembut

"Aku gapapa kok, dimana-mana usaha memang diawali seperti ini. Jadi maklumi, lagi hasil tak akan menghianati usaha kan." Ucap liana membuat nino tersenyum sedikit membenarkan perkataan liana

Hal itu tak luput dari penglihatan ketiga anak jena, yang berkumpul di sekitar kolam tempat mereka akan memanggang

"Dia siapanya mba liana? Sok tampan sekali.." Ucap jidan kesal

"Kenapa kamu kesal seperti itu? Dia emang tampan, tapi lebih tampanan kita. Tadi kan sudah mama bilang dia adik dari mba liana, ktanya dia juga baru dateng dari L.A." Ucap yoyo sesekali mengamati interaksi antara liana dengan pemuda yang iya tau bernama nino

"Mama ngapain sih harus undang dia, segala bawa adiknya lagi." Ucap rendi sebelum jidan membalas ucapan yoyo

"Ren, jangan seperti itu. Dia itu punya nama dan nama dia itu mba liana. Tidak baik dan tidak sopan, biar gimanapun mba liana yang akan menjaga kita. Ingat pesan mama, jangan buat mama sedih." Ucap yoyo membuat rendi menunduk

"Rendi masih belum bisa buat nerima dia bang. Lagian abang juga pasti sama kan?" Ucap rendi menatap kedua abangnya bergantian

"Memang iya, tapi apa abang pernah menunjukan atau mengungkapkan rasa tak suka abang ke mba liana?" Ucap yoyo mendapat gelengan dari rendi

"Berusahalah untuk menerima, mba liana juga yang nantinya akan berjasa membantu kita." Ucap yoyo mendapat anggukan rendi dan jidan

"Sepertinya mba liana akan kesini dan jidan akan usahakan bang." Ucap jidan diangguki oleh yoyo dan setelahnya mereka langsung berpura-pura sibuk

"Author pov end"

.
.
.
.
.

TBC
Lanjut atau engga???

Gimana sama ceritanya???

Ada pesan yang ingin disampaikan???

Masih suka kan sama sifat nino?

Maaf jika typo bertebaran...
Jangan lupa untuk vote and komen biar authornya semangat ngelanjutin ceritanya..

RuMiTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang