Bagian Enambelas

207 10 1
                                    

Hai..Hello...👋👋👋

Author balik lagi nih,

Seneng deh kalian ternyata masih nungguin cerita ini, terimakasih

Langsung aja dibaca, mari...

.
.
.
.
.

"Author pov"

Sudah seminggu liana bekerja dan tinggal di rumah kediaman jena, banyak perubahan yang ia dapatkan dari ketiga anak-anak jena.

Tentunya perubahan baik yang liana dapatkan dari ketiganya, karena semenjak kejadian di bandara tempo hari, ketiga pemuda itu semakin dekat dan terbuka dengan liana.

Flashback on...

"Bagaimana kalian suka?" Tanya liana disela makan mereka

"Uhm, tidak buruk ternyata." Ucap yoyo kembali melanjutkan makannya

"Suka mba, sering-sering ya mba kita makan di tempat kaya gini." Ucap jidan mendapat anggukan dari liana

"Rendi sangat suka mba, baru kali ini rendi makan ditempat umum kaya gini. Ternyata lebih seru seperti ini, ketimbang makan di mall atau restoran." Ucap rendi membuat liana terkekeh

"Pelan-pelan ren, kaya anak kecil deh kamu kalau kaya gini. Masa makan sampai belepotan gitu, kalau kurang masih bisa pesan lagi kok." Ucap liana menghapus sisa bubur yang ada di pinggiran bibir rendi

"Ihhh, mba liana apaan sih...." Ucap rendi tersipu malu

"Ternyata kamu gemesin banget sih ren kalau malu gini." Ucap liana mengelus kepala rendi

"Ehmm... mba jidan mau nambah bisa?" Tanya jidan menarik perhatian liana

"Bisa dong, mau mba pesankan?" Tanya liana menatap penuh jidan

"Biar jidan sendiri aja mba, tapi mba temenin ya jidan ga ngerti cara pesannya." Ucap jidan membuat liana mengangguk lucu

"Ayo mba temani, sekalian jidan bisa belajar kalau-kalau jidan hendak membeli dan memesan makanan." Ucap liana mendapat anggukan semangat dari jidan

"Bang yoyo kenapa diam aja dari tadi?" Tanya rendi membuat yoyo tersenyum tipis

"Lagi mikir aja, mba liana perhatian banget sama kita." Ucap yoyo mendapat anggukan setuju dari rendi

"Bagus dong bang, mba liana emang tulus mau kerja. Buktinya ga ada mama perlakukan mba liana ga berubah ke kita." Ucap rendi membuat yoyo terdiam

"Kamu bener ren, mba liana ternyata emang perempuan yang baik." Ucap yoyo yang memperhatikan liana dari kejauhan

"Yoyo dan rendi mau nambah lagi?" Tanya liana setelah membawa 2 mangkuk bubur ayam

"Engga mba yoyo udah kenyang." Ucap yoyo

"Rendi juga ga mba udah kenyang." Sambung rendi

"Iya udak kalau gitu kita tunggu jidan dulu dan setelah ini kita langsung ke pameran, bagaimana?" Tanya liana antusias

"Mau...."

"Mba kalau ke pamerannya kita tunda bagaimana? Pergi sama papa ga enak mba, ga asik dan ga seru. Buktinya papa ga gabung sama kita disini kan untuk sarapan. Kita cari hari lain saja mba, yang penting perginya ga sama papa." Potong yoyo menatap liana

"Kalau mba ikut kalian aja, bagaimana dengan jidan dan rendi?" Tanya liana menatap keduanya

"Bener apa yang dibilang bang yoyo, bang jidan dan rendi setuju kalau jalan-jalannya di undur dan ganti hari." Ucap rendi mewakili jidan yang hanya menganggu dan menyimak

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RuMiTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang