Chapter 19

939 76 7
                                    




Ada yang bilang karma tak mengenal ampun. Meskipun kamu bertobat seribu tahun karma akan tetap mengejarmu.

Penderitaan hidup Chanyeol baru saja dimulai. Tetapi, pria itu nyaris menyerah karena kepalanya seolah akan meledak.

Ia bingung memikirkan rencana besok pagi. Di satu sisi ia harus menemani Papa sidang putusan hukuman. Di sisi lain, Chanyeol mendapatkan informasi dari sekretarisnya bahwa Mister Guanlin akan datang.

Chanyeol tidak mungkin menolak kedatangan Mister Guanlin. Ada segudang produk yang harus segera dijual. Bagaimana pun Chanyeol butuh uang.

Kerja sama dengan perusahaan Mister Guanlin akan menjual setidaknya 200-500 juta. Dibanding pemasukan, pengeluaran keuangan Chanyeol lebih banyak.

Toko-toko perhiasan Chanyeol sepi pembeli. Sedangkan biaya operasional terus berjalan setiap bulannya. Kemudian ia juga harus mengeluarkan banyak uang untuk menyewa pengacara.

Bukan cuma satu kasus Papa Siwon yang menguras tenaga dan biaya. Perceraian Chanyeol juga tertunda berkali-kali karena Joy dua kali tidak memenuhi panggilan pengadilan.

Chanyeol gusar bukan kepalang. Ia berjalan ke sana kemari seperti setrika. Aksi Chanyeol tak luput dari pengawasan Hyuni.

Ia terbangun dari mimpi karena Jiel merengek. Puting milik Hyuni tidak tertancap sempurna di bibir bayi itu.

"Kenapa Mas?" tanya Hyuni dengan wajah penasaran. Sayu mata Hyuni tampak lelah tertutupi temaram lampu kamar.

Langkah Chanyeol terhenti. Ia diam beberapa saat lalu menjawab "Nggak papa. Masalah kerjaan."

"Besok kamu mesti bangun pagi. Ayo tidur.."

"Yang.."

"Hn."

"Kamu mau nggak nemenin Papa?"

"Huh? Nemenin Papa? Di pengadilan?"

"Iya. Besok aku harus ketemu sama klien. Penting banget nih."

"Terus Meisa sama Jiel gimana? Aku juga nggak bisa ninggalin Mama, kan?"

"Eeeee..." Chanyeol tampak berpikir dan menggigit jari telunjuknya.

"Apa nggak bisa di cancel dulu ketemu kliennya? Kasihan Papa kalau sendirian di pengadilan. Terus aku juga nggak mudeng dokumen dan tahapannya. Jadi mending kamu aja yang ke pengadilan." Hyuni mencoba memberikan saran sebagai istri yang bijak.

"Terus klienku gimana? Aku butuh deal sama dia. Lumayan uangnya bisa buat nutup kerugian bulan ini. Aku juga butuh buat bayar pengacara."

"Kalau ke pengadilan bawa Jiel nggak mungkin, kan?"

"Yang ada malah ganggu proses persidangan."

"Gimana ya? Apa gini aja, aku yang ketemu klien kamu? Jadi aku bisa bawa Jiel. Nanti Meisa sama Mama di rumah sama Bang Johnny."

"Bang Johnny nggak kerja?"

"Kuli bangunan kerja harian Mas. Mungkin libur sehari nggak masalah. Coba aku pinjem hape kamu."

"Itu di atas nakas. Oh ya, aku belum sempet beliin kamu hape baru. Maaf ya.."

"Nggak papa. Kalau kamu ketemu Joy suruh dia balikin hapeku. Biasanya aku pinjem hapenya Bang Johnny atau Mbok Yem buat hubungin kamu. Sekarang mereka udah nggak ada, aku jadi susah komunikasinya."

"Joy masih belum mau dateng ke pengadilan. Susah dibujuknya kalau lagi marah gini. Padahal kalau dia setuju tinggal tanda tangan surat cerai, beres."

ONLINE CLASS (CHANBAEK GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang