Time To Go/18+🚫

1.1K 49 2
                                    

"—Aaaahhh". Hyunjae mengerang merasakan lidah Juyeon berputar-putar di sekitar kemaluannya yang berkedut. Juyeon mulai menggelengkan kepalanya dan Hyunjae menaikkan pinggulnya dengan wajah memerah.

Juyeon berpikir Hyunjae memiliki erangan yang paling indah. Juyeon menatap Hyunjae ia melihat bagaimana Hyunjae melengkungkan punggungnya dan menggigit bibirnya.

"J-Juy aah s-stop! Menyingkirlah". Hyunjae mencoba melarikan diri tetapi Juyeon menariknya kembali dan mata Hyunjae berputar ke belakang kepalanya.

"Aku akan cum." Hyunjae mengerang.

"A-Aahhh!" Hyunjae sampai dan Juyeon menelan ludah melihat bagaimana Hyunjae tersentak sedikit dan terengah-engah saat dia bangun dari tidurnya.

Juyeon menyeka sudut mulutnya menatap Hyunjae dadanya naik turun. Dia tampak sangat hancur meski hanya di beri Blowjob itu benar-benar menarik bagi Juyeon.

"Tutup kakimu". perintah Juyeon.

Hyunjae tampak bingung tetapi melakukan apa yang diperintahkan. Juyeon membuka kancing celananya mendorong penisnya yang keras melalui paha Hyunjae.

Mengingat siang tadi baru saja mereka bercinta di kamar mandi ia takut nanti hole Hyunjae bisa lecet.

Jadi Juyeon menghimpit kan penisnya di antara paha Hyunjae sambil menyatukan penisnya di kemaluan Hyunjae.

"Mmm." Hyunjae mengerang sambil memegangi seprai.

"Fuck!" Kaki Hyunjae menegang menyebabkan geraman rendah  keluar dari bibir Juyeon.

"Kamu seperti pelacur kecil yang kotor untukku ya Jee?" Hyunjae mengangguk.

"Y-Ya. I want to b-be a good boy for Joel". Dia menggigit bibirnya. "Aah ! Sayang aku akan cum".

Juyeon bergerak lebih cepat saat merasakan pelepasannya semakin dekat. Hyunjae sampai dengan tangisan keras dan Juyeon sampai dengan erangan pelan. Keduanya melepaskan seluruhnya di atas perut Hyunjae .

Hyunjae perlahan membuka matanya melihat bagaimana mereka berdua datang di atas perutnya. Sungguh berantakan.

Hyunjae sangat lucu pikir Juyeon dalam hati. "Ayo kita bersihkan".

Aku tidak percaya aku menyerah. pikir Hyunjae dalam hati.

Dia benar-benar ingin memukul dirinya sendiri sekarang.

Dan apakah kau benar-benar sudah mencapai titik terendah mu Lee Juyeon?

"Hai." Lamunan Hyunjae terganggu oleh suara Juyeon. Hyunjae menoleh dan melihat Juyeon mengenakan salah satu kemeja putih polos kebesaran dan celana olahraga hitam.

Hyunjae juga mengenakan salah satu kemeja kebesaran Juyeon yang benar-benar pas untuknya dan beberapa celana olahraga abu-abu acak yang dia temukan. "Ini sangat menyenangkan". Juyeon tersenyum padanya.

Hyunjae menunduk tersipu. Juyeon berjalan sambil memiringkan kepalanya dan mendaratkan ciuman di dahi Hyunjae.

"Ayo kita menonton tv". Juyeon menarik tangan Hyunjae pergi ke ruang tamu dan duduk.

Saat Hyunjae menghela nafas Juyeon menatapnya.

"Apakah kau tidak suka acara itu?" Juyeon bertanya.

Hyunjae menatapnya. "A-tidak. bukan itu".

"Ada apa? Apakah ini tentang apa yang kita lakukan?" Hyunjae menunduk. "Apakah kamu benar-benar tidak menyukainya?"

"T-Tidak. Aku menyukainya". Telinganya merah dan dia perlahan menatap Juyeon.

Juyeon memberinya pandangan berbalik ke arahnya. "Kenapa ?" Juyeon bertanya lagi. 

[1] RELATIONSHIT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang