Chapter 5: Tree Roots.
"Ada banyak hal yang tak bisa di cerna secara rasional."
_________
Lobi Apartemen Derya
21 Februari 2018
"Ibu Menteri terlihat sangat sibuk."
Derya memberhentikan langkah kakinya saat mendengar suara seseorang yang tak asing di telinganya. Begitu juga dengan asisten dan pasukan keamanan yang berjalan beriringan dengan dirinya. Kemudian ia mendengar ketukan sepatu pantofel berjalan mendekat ke arahnya beserta rombongan. Ia menghitung mundur mulai dari sepuluh, hitungan yang ia tujukan kepada seseorang yang berjalan ke arahnya itu. Ia engan untuk menoleh atau pun menghampiri orang tersebut, membiarkan diri berhenti menunggu sampai orang tersebut menghampirinya.
"Cakra Dewangsa," batin Derya saat seseorang itu sudah berada di depannya.
"Bagaimana kabar Bu Menteri yang idealis ini," sapa Cakra konotatif.
Derya tersenyum, "Ada yang penting untuk di bicarakan? Saya harus segera ke Riau untuk meninjau reboisasi di sana."
Cakra tersenyum dan senyumnya terlihat berkarisma namun tidak dengan sorot matanya. "Sepertinya saya yang hanya orang biasa ini telah menghambat kinerja Menteri dengan menanyakan kabar," lanjut Cakra, "Bagaimana dengan musium Van Gogh di Amsterdam," tanya Cakra dan itu bukanlah kalimat ajakan untuk pergi berkunjung ke musium Van Gogh. Melainkan kalimat rayuan agar Derya memberikan persetujuan terhadap proposal Syzygium Real Estate.
Derya tersenyum menanggapi rayuan bibir womenaizer Cakra, "Hutan di Papua jauh lebih menenangkan."
Kedua mata mereka saling menatap tajam. Kemudian Derya berjalan terlebih dahulu bersama rombongannya. Meninggalkan Cakra yang tersenyum miring.
Setelah pergi dari jangkauan Cakra, Derya merasa haus dan langsung minum infus water dari tumblr yang ia bawah dari apartemen. Infus water yang berisikan buah beri dan madu. Rasanya ia menahan lemas saat berbicara dengan Cakra dan beruntungnya ia adalah karakter orang yang bisa menyembunyikan kebenaran dengan anggun. Namun, pria bernama Cakra itu tak mungkin berhenti sampai di sini. Pasti akan melakukan apa pun agar bisa mencapai ambisinya. Ia sendiri tak terlalu yakin dengan tebakannya mengenai apa misi Cakra yang sebenarnya.
"Seharusnya Cakra tak ikut campur masalah ini. Ini tugas Tim Canna dan dia bukan bagian dari Tim Canna. Tapi, tetap saja Cakra Komisaris Syzygium Security Agent." Derya tampak bingung dan ia tak bisa bercerita pada siapa pun masalah ini dan hanya bisa berbicara pada batinnya sendiri.
"Bu Derya, ada telpon penting dari Pak Sergio. Pak Sergio Tim Canna," seru asistennya yang duduk di sebelahnya.
Derya mengulurkan tangannya untuk menerima telpon dari Sergio dan ia tak mau berurusan lagi dengan Tim Canna atau pun Syzygium Security Agent. Atau mereka yang dari Syzygium Grup. "Saya ada waktu lima menit sebelum sampai di Seotta untuk menerima panggilan telpon," ucap Derya tenang dan tegas pada Sergio.
Terdengar pintu terbuka dari sebrang sana kemudian suara Sergio menjawab ucapannya, [Bisa kita bertemu dan bertukar pikiran? Untuk waktu kamu yang menentukan, kita bicara as friends not as Bu Menteri dan Pak Direktur perusahaan keamanan. Bisa kan, De?]
Derya terdiam. Teman. Itu yang ada di benak Derya. Kata teman sangat sensitif bagi Derya. Baginya, Sergio bukanlah temanya lagi setelah apa yang terjadi di Seattle beberapa tahun lalu. Dan apa-apaan ini, tadi Cakra dan sekarang Sergio dan kemarin Zayn. Seakan tiga pria itu tak bisa menghormati keputusannya kali ini. Bisakah mereka tak berlagak layaknya pernah saling mengenal dengan dekat. Jika ada kebenaran pahit dan hitam di antara mereka yang harus saling di sembunyikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Truth || Zayn Malik [Tamat]
AcciónRate Usia 18+ Kematian yang membuka rahasia besar akan masa lalu mereka yang telah tiada, membuka misteri persaudaraan, persahabatan, percintaan dan penghianatan. Semuanya terbungkus rapi dalam file Dark Truth yang sengaja ditinggalkan oleh Zayn dal...