Dark Truth || Zayn Malik [Tamat]

Chapter 13: Abalone Pasta.

Chapter 13: Abalone Pasta.

"They talk behind the walls and act like don't know nothing!"

_______

29 Maret 2018

The murder is him,
The secret is his past,

Andiani mencerna tweet dari Rangga. Tweet yang membuatnya sangat tertarik karena pria itu selalu membuat tweet yang menyerempet kasus kematian Bu Menteri dan Pak Zayn. Saat di panggil untuk membuat kesaksian, Rangga tak menjawab apa pun karena tak tau dan pria itu jujur. Apa ini taktik Rangga untuk memancing sang pembunuh sebenarnya.

"Sudah jangan terlalu di pikirkan, Pak Cakra dan Pak Sergio beserta Tim Canna sudah di ruang interogasi sejak kemarin," ucap Texa kemudian kembali menyeruput es Americano.

"Apa pelakunya sungguh Cakra atau Sergio? Di sini Rangga hanya menyebut him berarti pelakunya hanya satu." Andiani menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia benar-benar bingung akan misteri kematian dua pejabat ini.

Texa menepuk-nepuk pundak Andiani. "I know you love Cakra as your inspiration but you must professional and forget about what you feel to him. He's not good for you and your mental health. Just open your eyes, your mind and your heart, any someone else who love you."

Andiani menengok ke arah Texa dengan pandangan tak suka. Seharusnya rekan kerjanya itu tak membahas masalah pribadi seperti ini. Terlebih, mereka tak dekat dan Texa hanya tau setitik kisah tentang dirinya yang menyukai Cakra. Karena tak sengaja melihatnya pernah berkencan bersama Cakra. Sebuah kencan buta yang tak di sengaja karena sama-sama menyukai Aerosmith dan hubungan itu mengalir begitu saja dan perlahan mengering seiring Cakra menemukan perempuan lain yang lebih dari dirinya. Baiklah, ia hanya seorang polisi wanita yang berasal dari keluarga biasa, tidak seperti Cakra yang luar biasa dan terlahir di keluarga Dewangsa.

"I keep it secret cos it's was a past. Now, focus on your job desk." Texa tersenyum manis sambil menatap Andiani dan semoga senyuman manis itu tak di salah artikan.

"It's not love, just interested, anyways," tukas Andiani kemudian beranjak dari duduknya karena ia harus menghadiri rapat investigasi.

Texa mengidikan bahunya dan ikut beranjak dari duduknya.

Seperti inilah dunia. Terasa luas namun begitu sempit karena ada beberapa hubungan yang saling bertautan. Andiani tak menyangka, jika orang yang begitu ia agungkan dan menjadikan orang tersebut inspirator tak ubahnya pria misterius yang tak sehat untuk dirinya. Meski ia yang dicampakkan oleh Cakra, ia tak bisa membenci pria itu karena memang tak ada hubungan spesial di antara mereka. Ia saja yang terlalu pede dan tak sadar diri. Sekarang, ia harus fokus pada pekerjaan dan pura-pura tak ada rasa apa pun terhadap Cakra agar ia bisa profesional. Namun ia tak yakin bisa tapi selagi belum di coba kenapa pesimis.

"Pak Cakra tidak berbohong, begitu juga dengan Pak Sergio," ucap ketua Tim Investigasi pada semua anak buahnya.

Entah kenapa mendengar Cakra tak berbohong membuat hati Andiani lega. Ia terus berharap jika bukan Cakra pembunuhnya meski ia sudah tau apa yang selama ini di rahasiakan oleh Cakra. Masa lalu itu. Masa lalu yang kelam.

"Kita akan menyerahkan kasus Pak Cakra pada Interpol karena dia buronan kepolisian Seattle atas kasus pembunuhan dan manipulasi."