Chapter 8: Hayat.

11 1 0
                                    

Chapter 8: Hayat.

"Bunga itu tetap hidup di dalam hati ibu yang berduka."


________

Kalimantan Timur

23 Februari 2018

Senyum Derya mengembang bak roti yang di beri banyak baking soda. Ia menatap tingkah Mama-nya yang selalu heboh saat pergi bersamanya. Ya, Mama-nya adalah satu-satunya orang tua yang peduli padanya. Orang yang selalu memberikan hal yang terbaik untuknya. Menghabiskan waktu bersama Mama-nya adalah hal istimewa baginya. Mama adalah segalanya untuknya. Ia tak pernah menyembunyikan apa pun dari Mama-nya. Termasuk masa lalunya saat berada di Seattle. Ia tak bisa menutupi apa pun dari Mama-nya karena Mama-nya selalu rutin berkunjung setiap satu bulan sekali dan tinggal bersamanya selama satu minggu. Jadi, Mama-nya tau segalanya tentang dirinya. Dan Mama-nya juga yang membantunya bertahan hidup dari bayangan masa lalunya.

"Ma, kak Dexa marah gak, Mama lebih milih ikut aku dinas ke Kalimantan daripada datang ke acara naik pangkatnya," tanya Derya di sela kesibukannya menata baju ke dalam lemari kamar hotel.

Mama-nya yang sedang memotret pemandangan luar hotel dari balik jendela kamar hotel menjawab, "Udah ada Ayah kamu. Biar adil, toh," lanjut Mama-nya, "Kedua kakak kamu itu gak keberatan kalo Mama lebih mentingin kamu karena tau gimana nyebelin nya Ayah kamu itu."

Derya tak tau harus tersenyum bahagia atau kecut karena ia merasa tak ada rasa apa pun di hatinya saat ini tentang masalah yang sudah ia terima sejak baru lahir itu. Ia hanya merasa beruntung memiliki Mama baik seperti Mama-nya dan kedua kakaknya.

"Waktu acara pengangkatan kak Defa jadi Direktur Utama di perusahaan Mama, Mama lebih milih datang ke acara wisuda S1 ku. Aku jadi agak gak enak aja sih sama kedua kakak ku." Entah, ia hanya ingin saja mengungkit masalah itu.

Mama-nya meletakkan ponsel di atas kasur kemudian memeluk Derya dari belakang. "Kedua kakak kamu hanya ingin Mama memperlakukan kamu dengan sangat istimewa karena kamu gak dapat perlakuan baik sama sekali dari Ayah. Kedua kakak kamu hanya ingin kamu merasa memiliki keluarga."

Derya membalikkan tubuhnya dan memeluk Mama-nya. "Sayang banget sama Mama dan kedua kakak ku."

Orang lain menyangka jika Derya adalah anak yang beruntung karena memiliki background orang tua yang memiliki kedudukan tinggi. Mereka hanya melihat Derya dari sisi itu dan menyangka bahwa Derya adalah salah satu anak yang paling beruntung bisa dilahirkan di keluarga terhormat yang memiliki kekuasaan. Sehingga ia mampu menjadi wanita sukses.

Sebenarnya, Derya tak menampik akan keuntungan dari status sosial kedua orang tuanya itu. Dari status sosial orang tuanya itu, ia mendapatkan banyak kemudahan dalam hidup. Termasuk menjadi seorang Menteri adalah keuntungan dari status sosial kedua orang tuanya itu. Walau, kemampuan yang ia milikilah jalan utama penentu kesuksesan dalam hidupnya.

"Ma, habis ini kita makan yuk, aku laper," keluh Derya pada Mama-nya sambil tiduran di atas kasur.

Mama-nya yang sibuk dengan iPad pun menyahut, "Ayuk deh. Mumpung kamu di Kalimantan Timur, kita makan makanan khas Kalimantan Timur biar pernah. Gak bosen kamu makan makanan bule terus," sindir Mama-nya.

"Dari tujuh tahun sampai tiga puluh tahun hidup di luar, ya jelas aja makanan bule lebih masuk di lidah aku." Beo Derya pada Mama-nya. "Tapi untungnya tiap Mama berkunjung, aku bisa ngerasain masakan Jawa. Habisnya ya Ma, masakan Jawa buatan Tante itu gak enak banget. Mili aja ngomong gitu soal masakan Mama-nya sendiri. Kalo Om sih, makan-makan aja soalnya takut Tante ngambek dan minta pulang ke Banyuwangi."

Dark Truth || Zayn Malik [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang