Chapter 11: Shall We!
"Jari ini akan saling bertautan dalam keadaan apa pun."
___________
Seattle, 2013
Zayn membuka kedua matanya dan ia melihat sekeliling kemudian kembali menutup matanya karena masih mengantuk. Gara-gara lembur tiga hari membuat Zayn kurang tidur. Ia juga merasa bersalah karena kurang meluangkan waktu untuk Derya, terlebih masalah dua tahun lalu masih terus menghantuinya dan Derya. Apalagi ancaman dari Cakra yang membuatnya ingin sekali melempar sepupunya itu ke samudra artik dan membiarkannya mati tenggelam. Ia tak takut dan tetap akan mempertahankan hubungannya dengan Derya. Mana bisa lepas dari perempuan sebaik Derya. Perempuan yang begitu memikat hatinya sampai luluh seperti ini."Bangunin Zayn dan ajak sarapan bareng sekarang."
Zayn membuka matanya ketika kedua telinganya mendengar suara mama Alda. Kemudian ia kembali melihat ke sekeliling kamar dan ya, dia menginap di apartemen Derya dan sekarang tengah merebahkan diri di kasur yang berada di kamar tamu apartemen Derya. Kedua matanya menuju arah pintu dan kembali memejamkan mata. Ia pura-pura tidur agar Derya membangunkannya.
Sebuah tangan lembut menepuk-nepuk pipi kiri Zayn lembut sembari berucap, "Zy, bangun udah jam delapan. Mama baru aja dateng dari Jakarta dan sekarang minta kita sarapan bareng." Derya terus menepuk-nepuk pipi Zayn kemudian Zayn membuka kedua matanya. "Langsung mandi, aku tunggu di luar."
Ketika Derya akan beranjak dari tempat tidur, Zayn menarik Derya ke dalam pelukannya. "Masih kangen banget. Aku janji, kontrak kerja habis langsung pulang ke Indonesia dan kerja di perusahaan papa, biar aku gak lembur terus dan bisa sering ketemu kamu."
"Kayak aku mau aja pulang ke Indonesia," sahut Derya dengan tersenyum di samping leher Zayn karena posisinya yang berpelukan di atas tubuh Zayn.
"Mama kamu kan udah bilang, kalo kontrak kerja ku habis, kamu bakal nyusul aku buat pulang ke Indonesia dan kerja di perusahaan mama kamu." Zayn memang sudah membicarakan masalah ini dengan mama Alda satu tahun yang lalu setelah kasus yang Cakra buat melibatkan mereka.
Derya menarik tubuhnya dari pelukan Zayn dan kini kedua matanya menatap Zayn lembut. "Kalo kamu jadi CEO dan aku jadi Wakil Direktur, kemungkinan kita bakal susah ketemu. Apalagi kantor kita jaraknya cukup jauh."
Apa yang Derya katakan sangat rasional karena tugas CEO dan Wakil Direktur akan sangat banyak dan berat. Lebih banyak menyita waktu untuk bekerja dan membuat jarang bertemu. Tidak bisa bertindak seenak sendiri mentang-mentang anak dari pemilik perusahaan. Namanya gak profesional kalo sampai terjadi. Lagian, itu juga bukan perusahaan milik keluarga mereka saja, melainkan perusahaan milik publik yang menanam saham pada perusahaan keluarga mereka.
"Kalian ngapain sih? Jangan buat mama negatif thinking deh," teriak mama Alda dari luar kamar dan itu langsung membuat Zayn duduk di atas tempat tidur.
"Dee, nikah yuuk. Biar mama biarin kita berduaan terus. Tiap mama ke sini, kita kena sindir mulu," ucap Zayn serta mencium kilat bibir Derya sebelum melompat turun dari tempat tidur. Lalu berlari kecil menuju keluar kamar sembari menyambar baju ganti yang sudah Derya siapkan di atas meja dekat pintu kamar.
Keluar kamar tak membuat Zayn langsung pergi ke kamar mandi, ia justru menemui mama Alda yang duduk di sofa depan teve sambil fokus menatap layar iPad. "Ma, salim," ucap Zayn pada mama Alda dan Derya yang melihatnya pun tersenyum gemas dengan tingkat Zayn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Truth || Zayn Malik [Tamat]
AksiyonRate Usia 18+ Kematian yang membuka rahasia besar akan masa lalu mereka yang telah tiada, membuka misteri persaudaraan, persahabatan, percintaan dan penghianatan. Semuanya terbungkus rapi dalam file Dark Truth yang sengaja ditinggalkan oleh Zayn dal...