Chapter 7: Light Car.

16 0 0
                                    

Chapter 7: Light Car.

"Bukan akhir seperti ini yang diinginkan oleh orang yang saling mencinta."

________

26 Februari 2018

Balai Kota Bandung

Hujan rintik senantiasa mengiringi setiap rombel acara yang diselenggarakan di Balai Kota Bandung siang ini. Acara pelestarian hutan lindung dan satwa yang digelar oleh Bupati Bandung bersama LSM yang aktif membantu pemerintah dan masyarakat dalam menjaga alam dan satwa di Jawa Barat. Dalam acara seperti ini membuat Derya ingat akan kegiatannya saat berada di Boston dulu. Ia aktif ikut melakukan kegiatan sosial cinta lingkungan dan alam bersama LSM yang ada di sana. Sejak sekolah dasar di Singapura, ia sudah tertarik untuk ikut menjaga bumi dengan melakukan disiplin diri untuk membatasi tindakan yang dapat membuat alam menjadi rusak. Ia tergerak akan hal ini karena cerita dari guru sains saat sekolah dasar dulu tentang lingkungan dan alam.

Sampai sekarang, ia masih berhubungan dengan gurunya itu dan gurunya begitu bangga dengan apa yang sudah ia lakukan selama ini. Dia aktif berkirim kabar dengan gurunya serta saling bertukar pikiran mengenai lingkungan dan alam. Lamunan akan masa lalunya harus terhenti ketika namanya disebut oleh pembawa acara untuk maju ke podium. Mengucapkan kata demi kata mengenai lingkungan dan alam. Ia mengulas senyum dan berdiri dari duduknya, berjalan menuju podium dengan iringan tepuk tangan.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu." Ia mengucap salam dan menunggu orang-orang menjawab salamnya. "Selamat siang dan saya berharap semuanya masih bersemangat ya, meski pun di luar masih hujan. Biasanya hujan seperti ini membuat kita duduk termenung dengan memikirkan berbagai hal di masa lalu atau pun perasaan kita saat ini." Semua yang mendengar tertawa karena merasa tersindir. Sebenarnya ia menyindir dirinya sendiri karena baru saja melamun tentang masa lalu.

"Tapi saya berdiri di sini tidak untuk membuat kata-kata galau, ya." Ia berusaha mencairkan suasana dan berhasil menarik perhatian.

Derya menatap pembawa acara yang tadi memanggilnya untuk memberikan pendapat seputar lingkungan dan alam. "Terima kasih, Te Agni sudah bertanya dan mau meminjamkan panggungnya untuk saya." Ia mendapatkan balasan senyum hormat dari pembawa acara yang bernama Agni itu. Kemudian ia kembali menatap ke depan, melihat ke arah tamu yang hadir. "Lingkungan adalah tempat saya beraktivitas setiap hari sejak saya lahir. Alam adalah tempat dimana saya mendapatkan banyak oksigen untuk bertahan hidup. Bagi saya, lingkungan dan alam adalah satu kesatuan dan saling bersinergi. Tidak bisa di pisahkan."

Ia melihat reaksi semuanya dan mungkin apa yang ia katakan tidak langsung mudah dicerna oleh beberapa orang karena itu adalah metafora. Metafora yang berisi akan kehidupan yang ia jalani saat ini, tentang hidupnya dan apa yang ia rasakan. "Kenapa saya begitu peduli? Karena tidak semua orang peduli. Saya tau rasanya tidak dipedulikan oleh orang dan tak pernah di anggap ada. Jadi, saya tak ingin alam tempat saya bertahan hidup ini di biarkan dan di hancurkan oleh manusia. Alam butuh bantuan meski ia tak berucap minta tolong."

"Alam tidak pernah berteriak kesakitan meski ia merasakan sakit yang luar biasa sehingga lingkungan mulai tidak setabil dan banyak terjadi ketidak beresan. Akan merasa begitu jahat bila saya membiarkan alam terus merasa sakit dan membuat lingkungan tak kondusif lagi sebagai tempat tinggal. Saya hanya ingin, semuanya bertindak pada porsinya masing-masing agar stabil."

"Saya tau, saya juga masih banyak melakukan hal yang melukai alam. Tapi saya akan terus berusaha untuk meminimalkan hal yang dapat merusak keindahan alam. Saya melakukan ini agar bisa hidup dengan nyaman di lingkungan yang sehat."

Dark Truth || Zayn Malik [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang