Happy Reading!
🔥Ting-tong! Ting-tong! Ting-tong!
"Haish! Pagi-pagi seperti ini, siapa yang bertamu?" tanya Ino, ia meletakkan kare yang ia buat ke meja makan dengan sebal.
Seorang pria berambut hitam klimis——Shimura Sai——suami Ino, mengulas senyum simpul. "Kau terlihat jelek jika marah. Aku akan melihatnya," katanya.
Bibir Ino mengerucut. "Tidak perlu, biar aku saja. Tunggu sebentar, ya," ujarnya, lalu berjalan ke arah pintu utama rumahnya.
Begitu sampai, perempatan siku tercetak di sudut dahinya, kala mendengar suara bel rumah yang tak berhenti juga. "Apakah orang ini berniat merusak bel rumahku? Tidak sabaran sekali," gerutunya, "haaaaiiik, tunggu sebentar!" serunya kemudian.
Dengan senyum yang dipaksakan, Ino membuka pintu rumahnya. "Ada perlu ap—"
"Hueee! Inooooooo!"
Grep!
Ino tak bisa menyembunyikan raut terkejutnya, saat tiba-tiba dipeluk dengan begitu erat. "Sakura? Ada apa?"
Sakura mengeratkan pelukannya, lalu terisak tersedu-sedu di bahu Ino. "Hiks hiks huhuhu, Inoooo hiks hiks."
"S-Sakura, se-sesak," keluh Ino, mencoba untuk mendorong bahu Sakura. "Apa yang terjadi padamu?" tanyanya.
Akan tetapi, Sakura tidak menjawabnya, membuat Ino menghela napas pelan. "Kita masuk dulu, ya. Aku akan mendengarkan semua keluh kesahmu. Ayo," ucapnya, kemudian menuntun Sakura memasuki rumahnya. Dan ketika melewati ruang makan, Sai yang ada di sana tampak mengerutkan dahinya.
"Jadi, Sakura yang memencet bel tanpa henti." Sai mengerjapkan matanya. "Apakah sudah terjadi sesuatu?" tanyanya, bingung dengan keadaan Sakura yang menangis di pelukan Ino.
"Sai-kun, aku akan mengantar Sakura ke kamar tamu, kau makan sendiri tidak apa-apa, 'kan?" Ino menatap Sai. "Sakura terlihat sangat membutuhkanku untuk saat ini."
Sai tersenyum. "Tidak masalah, aku mengerti."
"Arigatou gozaimasu." Ino kembali menuntun Sakura ke arah kamar tamu.
Sesampainya di sana, mereka berdua berjalan ke arah ranjang. "Duduklah," titah Ino, ia membantu Sakura untuk duduk di tepi ranjang, dan ia duduk di sampingnya. "Sebenarnya apa yang sudah terjadi padamu? Kenapa kau bisa menangis sampai seperti ini?" tanyanya.
"Hiks hiks huhuhu." Sakura mengendurkan pelukannya, lalu menatap Ino. "Ino hiks hiks a-aku hiks hiks."
"Pelan-pelan saja." Ino mengusap air mata Sakura. "Aku akan mendengarkannya dengan baik-baik."
Dengan air mata yang terus mengalir, Sakura menundukkan kepalanya. "Hiks hiks a-ku ... akan bercerai dengan S-Sasuke-kun."
"Apa?" Ino terkejut mendengarnya. "Apa yang sudah terjadi? Kau baru menikah dengan Sasuke beberapa hari yang lalu."
"Hiks aku tahu, Ino hiks. Tapi hiks, aku dan Sasuke-kun tidak bisa bersama hiks hiks. Kita harus berpisah hiks huhuhu."
Kedua alis Ino menyatu dalam, ia memegang kedua bahu Sakura. "Apakah Sasuke sudah melakukan sebuah kesalahan padamu? Dia menyakitimu? Dia kasar padamu? Atau dia mempunyai wanita lain di luar sana?"
"Hiks bukan hiks." Sakura menutup wajahnya dengan kedua tangan. "Bukan karena itu hiks."
"Lalu karena apa?" tanya Ino, "pasti ada alasannya, 'kan? Aku tahu kalau kau menginginkan posisi ini dari dulu. Tapi, kenapa kau berkata akan bercerai dengan Sasuke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Conquer SEME Husband [END]
Romance[21+ IN SAVERAL CHAPTER]⚠️ "Kupikir kau akan menjadi budak ranjang Sasuke." "Hiks. Aku juga berharap menjadi budak ranjangnya, Ino." Bagaimana tanggapanmu, jika kau berhasil menikahi laki-laki yang kau cintai? Apa kau akan menunjukkan perasaan bahag...