MENGINAP

110 10 0
                                    

Halo👋
Apa kabar kamu? Semoga hari kamu menyenangkan.

Dipersilahkan membawa untuk pembaca yang terhormat.

Sungkem dari author🙏

Sungkem dari author🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3. Menginap?

Pagi hari dimulai dengan tenang sebelum tridabelY masuk kedalam sekolah elit itu. Suara gadih mulai terdengar hingga membuat Galang yang akan menuju kelas tertabrak oleh salah satu dari mereka yang mengejar tiga mobil sport itu.

"Bict!" Gumannya lalu berdiri dan akan melangkah pergi. Tetapi sepertinya ada yang menarik kerah bajunya dengan sengaja.

"Lo mau kemana hm?" Tanya Yana dengan senyum smirk miliknya. Cantik itulah pandanga pertama Galang pada orang dihadapnya tapi minim akhlak.

"Hei kenapa lo ngelihat gue seperti itu? Apa karena wajah cantik gue hm?" Narsis walau benar katanya.

"Biasa saja, tidak ada yang lebih cantik daripada ibu gue," ucap Galang menepis kasar tangan mungil yang masih memegang kerah lehernya.

"O-oh lo kasar sekali." Galang menatap malas gadis itu lalu meninggalkan begitu saja tampa menoleh kembali karena Yana terus menyerunya.

"Hah! Dia sombong sekali dan apa katanya ibunya lebih cantik daripada gue? Yang notabenya primadona sekolah, cuih dia membuat gue penasaran dengan ibunya," dumelnya berjalan meninggalkan kerumuhan dan diikuti kedua temannya.

Galang melangkah dengan cepat karena tadi Yana yang menghentikan langkahnya dan itu membuat moodnya turun. Setelah meletakan tas dimeja dengan kasar Galang menarik botol minum air putih yang tadi dibeli sebelum sekolah.

"Hah!" Setelah mendesah Galang meletakkan botol kosong itu diatas meja lalu mengelap bibir sedikit tebal dan merah merona itu.

"Hai," sapa Serlin meletakan tas lalu mendekati Galang. Namun sapaan itu tidak dibalas sama sekali.

"Selain, maaf miskin. Lo juga sangat dingin," kekeh Serlin duduk menyilang disamping Galang.

Kembali tidak memperdulikan Serlin, Galang memilih mendengarkan radio diponsel jadulnya.

Serlin membulatkan matanya melihat benda yang hampir punah itu, punah karena jarang sekali orang memakainya. "Gue kira benda itu tidak akan pernah gue lihat selama hidup gue, ternyata itu salah besar," Serlin berucap dengan sedikit keras namun sayang sekali Galang  tidak mendengarkanya, walau Serlin tahu jika orang dihadapannya masih mendengarkannya.

Daripada tidak dianggap Serlin memilih pergi dengan sengaja menghentakkan kaki.

*

Setelah dua hari sekolah elit itu, akhirnya Galang menemukan tempat persembunyianya atau lebih tepatnya  tempat menyendiri. Taman belakang dekat perbatasan hutan yang tidak terlalu lebat, mungkin juga karena itu taman belakang sangat jarang dikunjungi.

YANA&GALANG [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang