FLASBACK 2

46 4 0
                                    

Halo sobatch👋
Semoga hari kamu menyenangkan.

Dipersilahkan membaca untuk pembaca yang terhormat.

Sungkem dari author🙏

Sungkem dari author🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

12. Flasback 2

Bi Turtik terlihat terus berbolak balik dan sesekali menatap ruang operasi. Ya karena benturan antara kepala dan bingkisan kaca membuat tidak sedikit kaca menancap hingga tajam.

Setiap detik bi Turtik terus mengucapkan sholawat agar mempermudah operasinya hingga dokter keluar dengan raut lelah diwajahnya. Mungkin karena operasinya hampir berjalan sekitar empat jam lebih.

"Bagaimana keadaan anak saya dokter?" Tanya bi Turtik menatap lemes jawaban dokter.

"Alhamdulilah operasinya lancat tapi karena benturan itu. Anak ibu kekurangan banyak darah dan stok darah dirumah sakit sudah habis. Jika sampai dua puluh empat jam tidak mendapatkan donor darah mungkin pasien bisa kritis," jelas dokter.

"Innalilahi, baik dokter saya akan segera menghubungi tuan besar mungkin siapa tau cocok sama non Yana. Kalau boleh tau apa golongan darahnya?" Tanya bi Turtik.

"AB," jawab dokter.

"Baiklah kalau begitu saya pergi dulu sebentar. Saya titip lagi nona saya," pamit bi Turtik bergegas pergi kerumah utama.

Sedangkan dirumah utama sendiri tengah ramai semua orang berdatangan untuk ngelayat. Bahkan Farhan dan Cika sudah mengganti pakaiannya sambil duduk disamping peti itu. Tak lupa membawa doa untuk jenazah.

"Ayo pak kita segera kebumikan, tidak baik mengulur waktu pemakaman," ucap seorang ustadz dengan sorban hitam dibahunya.

"Lakukanlah apa yang harus dilakukan," sahut dingin Farhan dengan muka datarnya.
Dua orang langsung memindahkan peti itu kedalam mobil ambulan sambil mengucapkan lafal Allah.

Farhan ikut masuk kedalam ambulan bersama Cika yang terlihat rapuh dengan air mata terus mengalir walaupun tatapannya sama seperti ayahnya. Mobil ambulan berjalan cepat sambil membunyikan sirine.

Saat mobil ambulan baru keluar komplek bu Turtik sudah melihat rumah utama sepi hanya diisi beberapa penjaga. "Hei dimana tuan?" Tanya bi Turtik pada penjaga gerbang.

"Tuan sudah pergi bi kepemakaman,"

"Allhu akbar. Bagaimana aku bisa lupa jika hari ini nyonya meninggal," bi Turtik kembali bersedih saat memori ingatannya dulu berputar, dimana Sinta yang paling sabar dan selalu mengalah, seorang istri yang begitu disayangi oleh suaminya sampai detik ini.

"Ya Allah aku harus bagaimana? Aku tidak mungkin mengganggu tuan tapi nona Yana juga sangat membutuhkan bantuan dari tuan," bi Turtik terisak yang membuat satpam menjadi kasian.

YANA&GALANG [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang