Halo sobatch👋
Sungkem dari author🙏
17.Ayah yang tak Peduli
Yena dan Yera memasuki kawahan rumah megah di komplek A. Rumahnya seperti biasa hanya diramaikan oleh para penjaga. Turun dari mobil hitam dengan elegan yang disambut oleh para penjaga.
Langkahnya yang angun bak putri kerajaan keraton, mereka berdua mengangkat dagunya lalu duduk disofa hitam yang sudah dipersilahkan oleh bi Turtik.
"Yana ada bi? Udah tiga hari ngak ada kabar sejak malam pelepasan," ucap Yera setelah menenguk air perasan jeruk lemon.
"Kata temen cowoknya, non Yan-"
"Om! Om tau dimana Yana?" Tanya Yena melihat Farhan yang baru saja turun dari tangga dan memotong ucapan bi Turtik membuat Yena menggeleng pelan.
"Pekerjaan saya lebih penting daripada saya harus tau dimana anak itu berada." Ucap dingin Farhan.
"Ya Allah, itu anak om sendiri loh, anak kandung bukan anak pungut," celetuk Yena merasa ingin menyekik orang tua satu ini.
"Jangankan anak pungut, memanggilnya anak pun saya tidak sudi," Farhan berdecih keras hingga membuat kedua tangan teman Yana itu mengepal erat.
"Baru kali ini, saya melihat ada orang tua yang begitu membenci anak gadisnya hanya karena kejadian enam tahun yang lalu. Gadis biasa yang tidak tau apa apa dan tiba tiba ayah dan kakaknya menghukum dan melemparkan semua masalah kepadanya. Sekali aja coba anda fikir, sekuat apa anak anda melihat kelakukan anda yang sama sekali tidak mencerminkan orang tua baik,"
"Anda tau? Setiap kali Yana sedih atau stress cuma satu benaknya, mati. Hanya itu, Yana seolah ingin pergi menyusul ibunya daripada harus menerima kekerasan dari an-"
"Tunggu! Apa saya perduli? Oh jelas tidak justru saya senang kalau detik ini juga dia mati. Dia saja seperti anak tak berguna, sekolah suka membully kek bocah urak an." Ucap Farhan membuat darah Yena mendidih seketika.
"YA ITU KARENA ANDA SENDIRI TIDAK PERNAH MENCERMINKAN SIKAP MANA YANG BAIK!! Dan satu hal yang perlu om ketahuin, Yana tau sikapnya salah tapi semua dia lakukan untuk nyembunyiin luka mental yang anda berikan sendiri," cecar Yena.
"Jaga sopan santun mu dirumah saya atau kalian boleh pergi dari sini. Lalu apa kata mu tadi? Saya memberinya luka mental? Coba katakan apa yang saya perbuat sampai dia bisa mengatakan hal itu hm?"
"Apa karena setiap hari saya memarahinya? Memukulnya? Menindasnya didepan seluruh keluarga? Kasih sayang yang lebih saya kasih ke anak Sulung saya? Ck! Ck! Dia udah gede ngak sepantasnya dia kena luka mental hanya karena hal sepele," lanjut Farhan.
"HAL SEPELE KATA ANDA HA! Anda itu punya otak ngak sih? Bagaimana bisa orang tua menganggap sepele luka anaknya! Ini anak kandungnya sendiri! Jangan sampai anda menyesel suatu hari nanti," geram Yena.
KAMU SEDANG MEMBACA
YANA&GALANG [Tamat]
Teen FictionBagaimana bisa gadis yang suka membully dan merendahkan itu. Memiliki lupa batin yang dalam hanya karena kesalah pahaman. Lalu bagaimana bisa dia bertemu dan menyukai cowok miskin dengan sikap dinginnya itu? Akankah dia berhasil mendapatkan cinta d...