PERGI

53 5 0
                                    

Halo sobatch👋
Semoga hari kamu menyenangkan.

Sungkem dari author🙏

19. Pergi?

Dua gadis kembali lagi kerumah megah dengan tatapan marah, kecewa, sedih yang sangat bercampur aduk. Berjalan cepat saat pintu sudah belum terbuka sempurna. Langkahnya tak seanggun tadi, namun langkahnya seperti mencari mangsa yang sudah berdiri didepannya bersama anak bungsunya.

"FARHAN ALENGGA PUTRA!!!" teriak Yera menatap tajam laki laki paruh baya itu. Mendekat dengan cepat hingga meninggalkan beberapa langkah saja sebelum mendekati Farhan.

"Dasar tidak tau sopan santun! Sudah datang kerumah orang malah menyebut tuan rumah dengan berteriak! Apa orang tuamu tidak mengajarkan sopan santun ha!!?" Bentak Farhan merasa geram dengan dua gadis dihadapanya.

"Jangan mempertanyakan ajaran orang tua kami karena mereka sama sekali tidak sepertimu yang sering menyakiti anaknya sampai anak itu mengidap penyakit parah!" Seru Yena.

Cika dibuat marah dengan tindakan yang menurutnya tidak pantas itu. "Kalian sudah datang dengan tidak tau sopan santun dan sekarang kalian malah membuat pernyataan yang tidak bener," ucap Cika membela ayahnya.

Padahal Cika baru saja pulang dari perjalanan panjang. Dan ingin tinggal beberapa hari di Indo tapi kenapa malah rumahnya sekacau ini gara gara anak itu. Memang dasarnya dari kecil sudah berbuat ulah, apa tidak puas membuat ibunya pergi dari keluarganya? Batin Cika.

"Tidak benar kata anda!? Coba saya tanya anda tau dimana adik anda? ANDA TAU ATAU TIDAK HA!?" Bentak Yena.

"Jangan membentak putriku! Aku saja tidak pernah menbentaknya hingga kalian siapa berani membentak anakku!" Geram Farhan, andai dua orang ini bukan perempuan sudah pasti dia akan menghabisinya sekarang juga.

"Putri? Anakmu katamu?! Lalu siapa gadis yang berbaring lemah dirumah sakit ha!? Siapa yang meringis kesakitan sendiri tanpa kekuarga!? Apa kalian tidak pernah puas menghukumnya selama enam tahun ini sampai dia harus semenderita ini!!" Bentak Yera dibarengi air mata yang sudah deras, tangisanya begitu pilu namun sayang tidak mampu menghadirkan rasa simpati di diri ayah Farhan.

"Oh dia sakit? Parah? Bagus kalau begitu kemungkinan besar dia bakal mati." Ucap Farhan menetakan kata 'mati' yang malah membuat Yena semakin gerah.

PLAK!!!

"Sadar woi sadar itu anakmu bukan beban keluargamu! Anda ini punya otak ngak sih? Oh atau setidaknya gunain hati nurani anda! Anak sekarat malah didoain mati. Memang tidak salah saya menyebut anda bodoh!" Umpat Yena setelah menampar keras pipi kiri Farhan.

Sedangkan Cika sejak mengetahui jika adik bungsunya punya penyakit dibuat diam, lintasan lintasan masa lalu muncul dibenaknya. Bagaimana dia begitu kasar terhadap adiknya saat matanya seolah ditutup kabut kebencian.

YANA&GALANG [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang