TINGGAL NAMA (end)

111 6 0
                                    

Halo sobatch👋
Ini part terakhir dan saya sebagai penulis mengucapkan banyak banyak terima kasih karena telah membaca sampai detik ini.

Sungkem dari author🙏

HAPPY READING

20. Tinggal Nama

Berita tentang kematian putri bungsu dari keluarga kolomerat tersebar dengan luas. Namun mereka hanya bisa mengirimkan bunga atas bela sungkawa lantaran keluarga tidak bisa menerima orang banyak dan hanya dihadiri oleh beberapa keluarga dan teman dekat.

Farhan terlihat acuh saja saat melihat Yana telah dibungkus pakaian terakhirnya, yaitu kain kafan yang ternyata telah dipersiapan jauh dari dan dititipkan ke bi Turtik agar keluarga tidak curiga.

Sedangkan Cika sendiri hanya melamun sejak mendapat kabar kematian adiknya, padahal baru kemarin malam Cika ingin berkunjung ke rumah sakit namun naas sebelum mengucapkan kata adiknya telah pergi.

Yena maupun Yera masih menangis walau tidak sekeras tadi malam. Saat kemarin kembali ke rumah sakit mereka diperlihatkan gadis cantik tersenyum dalam peristirahatnya dan itu membuat mereka menangis keras. Bahkan saking pilunya tangisan itu mampu menggetarkan siapapun yang mendengarnya.

Galang sendiri berusaha menerima kenyataan seperti yang diminta oleh gadiskan. Bahkan saat Yana dipulangkan kerumahnya, ekpresinya seperti dulu datar nan dingin dengan aurat pekat disekitarnya. Duduk diam didekat jenazah Yana bagaikan menunjukkan kesediahannya lewat expresinya.

Ditengah itu ada sebuah mobil yang baru saja melewati gerbang tinggi itu. Hingga sampai didepan teras, baru mobil berhenti dan keluarlah sosok yang sudaha lama pergi.

Setiap langkahnya begitu pasti namun berbeda dengan wajahnya yang terlihat bingung dengan rumah yang sudah lama tidak ditempati ini. Hingga sampai pintu matanya membelabak tiba percaya.

"Ada apa ini? Siapa dia?" Tanyanya menunjuk jenazah Yana sambil berjalan mendekati orang iarang disana.

Sedangkan semua orang terkejut melihat kehadirannya terutama dengan Farhan dan Cika. Mereka seolah tidak percaya jika dihadapannya sekarang adalah, nyonya Alengga atau bisa disebut mendiang istri Farhan.

"Ibu?"

"Sinta?"

"Nyonya?"

Mereka melontarkan panggilan sesuai kodratnya, Farhan mendekat bersama Cika. "Apa kau istriku? Sinta?" Tanya Farhan dengan mata berkaca kaca.

"Tentu saja aku istrimu. Ini pasti Cika? Ya Allah sayang kamu sekarang udah gede," ucap Sinta memeluk tubuh Cika yang membeku bak patung pancuran.

"Tapi istriku sudah meninggal enam tahun yang lalu. Kau jangan coba coba menipu ku," Farhan berusaha tidak percaya dengan orang yang sangat mirip dengan mendiang istri tercintanya itu.

"Aku menipu suamiku sendiri? Untuk apa? Dan aku belum meninggal. Soal kecelakaan pesawat itu akan aku critakan," ucap Sinta.

Flasback on

"Nyonya ada panggilan darurat, dari kakek anda," kata seorang wanita yang sudah dianggap adik sendiri oleh nyonya Sinta, namanya adalah Rahma.

"Tapi saya harus pulang malam ini,"

"Waduh, perintah ini juga sangat penting nyonya. Jika nyonya tidak bergegas kesana, kakek anda bisa melalukan segala cara untuk membawa nyonya sendiri," perkataannya membuat nyonya Sinta mendengus kesal, kakeknya itu begitu sangat emosial jika menyangkut hal begitua.

YANA&GALANG [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang