KRITIS

46 5 0
                                    

Halo sobatch👋
Semoga hari kamu menyenangkan.

Dipersilahkan membaca.

Sungkem dari author🙏

16.Kritis

Galang meremas kecil dan sesekali menggosoknya jika kembali dingin tangan Yana. Setelah diperiksa ternyata Yana dinyatakan kritis waktu dalam perjalanan tadi. Sedangkan air matanya tidak mau berhenti sejak mengetahuinya.

"Galang tenangkan dirimu, jika Yana mendengarnya pasti akan bangun dan memarahimu karena melihatmu menangis lalu mengatakan 'lo ngapain sih nangis kayak ditinggal mati aja'," ucap dokter Santi. Dokter yang dulu pernah merawat Yana pasca kejadian diwaktu kecil dan menjadi dokter pribadi Yana secara rahasia.

"Dokter, bagaimana aku bisa tenang sedangkan wajahnya terlihat sangat damai. Wajah yang kemarin menahan rintisan kini begitu tenang. Bahkan Yana tersenyum walaupun sangat kecil," ujar Galang memperhatikan wajah Yana yang membuatnya kembali terisak.

"Kamu benar, kita doakan yang terbaik untuk Yana. Dia gadis baik, tidak sepantasnya menerima penyakit sebagai penambah lukanya setelah ayahnya. Dari kecil Yana sering sekali tersenyum saat dirumah sakit, tidak pernah menunjukkan rasa sakit atau lemahnya pada orang lain. Bahkan saat aku melihatnya diluar, aku melihatnya bukan seperti Yana ku tapi orang lain yang berusaha menunjukkan sisi negatifnya," ucap panjang dokter Santi. Menghela nafas lalu menepuk punggung Galang.

"Semoga dia bangun sebelum malam berakhir atau aku tidak bisa memastikan, apakah Yana bisa selamat atau tidak. Biarkan Yana berfikir dalam tidur, apakah pergi dengan tenang atau bertahan dalam luka ayah dan penyakitnya. Tapi insyaAllah jika dia bangun, kita bisa mengoprasinya. Tapi aku takut Yana menolaknya seperti tahun tahun yang lalu," lanjut dokter Santi membuat air mata Galang semakin deras.

"Dia pasti bangun. Setelah sehat nanti, aku bakal bawa Yana pergi ke luar negri dan menetap disana. Aku tidak akan pernah membuat Yana kembali jatuh kelubang yang sama. Jika Yana menolak itu tidak masalah, aku tidak butuh jawabannya," tekat Galang menyeka air matanya.

"Kamu sangat mencintai Yana hm? Sampai kamu rela membawanya pergi jauh hanya untuk membuat Yana hidup jauh dari penderitaan? Yana pasti senang bisa mengenalmu, hanya saja cintamu masih belum terbalaskan bukan?"

"Tidak masalah Yana tidak mencintaiku sekarang, tapi nanti saat aku mengeluarkan jurusku dia pasti akan sangat bahagia. Jikapun menangis itu hanya untuk air mata bahagia saja," Galang menggosok tangan Yana lalu ditiup dengan pelan lalu digosok lagi.

"Dokter tolong periksa kamar lima belas, hari ini dokter Gauri sedang cuti beberapa hari dan dokter lain sedang sibuk dengan pasiennya," ucap suster yang baru saja masuk kedalam ruang.

"Hm sebentar. Baiklah Galang jaga Yana dulu, aku akan segera kembali," pamit dokter Sinta lalu pergi setelah Galang mengangguk.

Galang melingkarkan tangannya diperut Yana lalu terisak disampingnya. Air mata yang tidak pernah berhenti hingga tidak sengaja terlelap saking lelahnya. Bahkan Galang masih menggunakan celana bahan mahal dan kemeja yang bagian kancing atas dibuka.

YANA&GALANG [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang