01

8.9K 928 34
                                    

☬☬☬

Dua minggu kemudian


Maria mulai memangkas rambut panjang Rekha, dan Justin juga mulai menyewa beberapa pelatih dan guru privat untuk Rekha.

Semua orang di rumah itu mulai memanggil Rekha dengan nama Rave.

Pagi hari, Rekha menjalani pelatihan untuk menembak. Siang hari latihan peningkatan fisik dan ilmu bela diri rahasia turun temurun keluarga Abellard. Pada malam hari, Rekha belajar mengenai pengetahuan dan mempelajari tentang bisnis keluarga Abellard.

Malam ini Rekha masih mempelajari mengenai bisnis keluarga Abellard, meskipun dia wanita dewasa di dalamnya, tapi tubuhnya yang sekarang tetap saja masih anak-anak. Latihan berhenti hanya ketika Rekha pingsan atau tertidur karena kelelahan.

Semuanya tidak membuat Rekha memberontak. Rekha malah sangat bersemangat menjalani hari-hari melelahkannya, karena menurut Rekha, itu sepadan dengan kasih sayang yang dia terima dari orang tuanya yang sekarang.

Waktu berlalu semakin cepat, Rekha sudah berusia 15 tahun.

Rekha berdiri di depan cermin besar kamar, menatap bayangan dirinya. Rambut pirang dan tubuh tinggi meskipun tergolong kurus... tentu saja, itu karena dia perempuan.

Rekha memegang wajahnya, bahkan kecantikan wajahnya dulu tak bisa dibandingkan dengan kecantikannya yang sekarang. Wajah kecil seukuran telapak tangan, hidung mancung dan mata hazel yang cantik namun tajam.

Bahkan meskipun Rekha berdandan seperti laki-laki, itu tidak cukup untuk menutupi kecantikan dan pesona perempuan-nya.

"Sudah cukup untuk mengagumi wujudmu... kamu sudah terlambat..." Alpha 404 sudah mengambang di depan Rekha.

Rekha hanya mengangguk. Dia menghela napas dalam-dalam, kemudian mulai mengikat dadanya.

"Maaf, sayangku... Mama harus mengikatmu..." ucap Rekha seraya mengusap lembut dadanya.

Rekha mulai memakai bajunya, kemeja dan jas hitam, menambah aura dominan dan misterius.

Rekha berjalan keluar dari kamarnya.

"Selamat pagi, Tuan muda Rave!" Teriak para pelayan serentak saat melihat Rekha keluar dari ruangannya.

Rekha mengangguk menanggapi salam para pelayannya, dan itu membuat para pelayannya selalu bergembira karena merasa Tuan Mudanya ini begitu menghargai mereka.


Rekha memasuki ruangan untuk menemui Ayahnya.

"Rave, kamu sudah datang." Justin berjalan mendekati Rekha.

Rekha segera memberi salam pada ayahnya.

Justin menatap wajah Rekha. Untuk sejenak, Justin merasa bersalah karena harus memaksa putrinya menggantikan putranya yang telah tiada.

"Rave, aku akan kirim kamu ke sekolah umum... sudah saatnya kamu mempelajari dunia luar." ucap Justin.

Rekha hanya mengangguk. Namun dalam hatinya, Rekha sedang bersorak. Akhirnya, setelah sekian lama Rekha hanya terkurung di dalam rumah, dia akhirnya bisa berjalan bebas keluar melihat dunia setelah enam puluh lima tahun dari kematiannya.

ᴛʜᴇ ʏᴏᴜɴɢ ᴍᴀꜱᴛᴇʀ ɪꜱ ᴀ ɢɪʀʟTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang