33

3.8K 523 50
                                    

☬☬☬

.

.

.

"Jadi kamu sudah berpacaran dengan Gavin?"

Rekha mengangguk pelan. Ia melirik seorang gadis cantik dengan surai hitam sepinggang yang duduk disampingnya. Mengingat kembali beberapa menit yang lalu, Rekha akan menjenguk Gavin yang dirawat di Rumah Sakit. Namun sesampainya di depan pintu ruang inap Gavin, Rekha bertemu Michelle disana.

Saat ini Rekha tengah duduk dibangku Taman disamping bangunan Rumah Sakit itu bersama Michelle.

"Aku turut senang karena kamu bersedia menerima adikku. Gavin memang masih kekanak-kanakan, pemarah dan seenaknya sendiri. Ku harap kamu tidak terganggu dengan itu."

"Tidak. Aku sama sekali tidak terganggu."

Michelle mengubah cara duduknya dan menghadap Rekha. "Rave, mungkin aku mengatakan ini terlalu awal. Tapi sebagai kakak, aku ingin memastikan adikku bahagia. Tolong jaga Gavin. Aku bisa mempercayaimu kan?" Lirihnya yang langsung dijawab anggukan Rekha.

"Apa kamu tidak masalah Gavin berkencan dengan seorang laki-laki?" Lirih Rekha.

"Awalnya aku marah. Aku sangat menentang penyimpangan. Tapi, melihat Gavin yang berusaha terlihat baik demi menarik perhatianmu, juga dia jadi lebih sering tersenyum dan lebih mudah di dekati. Aku rasa aku bisa mempertimbangkan itu. Kamu tidak usah khawatir."

"Terima kasih, Nona."

"Apa-apaan dengan panggilan itu. Panggil aku kakak, oke?"

Rekha tersenyum lembut. Senyum itu membuat Michelle tertegun.

Michelle menundukkan kepala dengan wajah merona. "Kamu memang sangat tampan seperti yang dikatakan Gavin."

"Huh?"

"MICHELLE..!! APA YANG KAU LAKUKAN PADA RAVE-KU..?!! DASAR KAU NENEK SIHIR..!!" Terdengar teriakan bernada kemarahan dari kejauhan

Rekha dan Michelle menoleh bersamaan. Mereka melihat dari jauh Gavin yang memakai pakaian pasien dengan seorang perawat dibelakang pemuda itu memegangi infus.

"SIAPA YANG KAU SEBUT NENEK SIHIR?!! KAU BAJINGAN CILIK..!!"

Rekha terkejut karena Michelle tiba-tiba berdiri dan berteriak. Bibir Rekha berkedut melihat kakak beradik ini saling melemparkan cacian menggunakan bahasa kotor dihadapannya.

☬☬☬


Rekha duduk bersandar diatas ranjang ruang inap Gavin seraya membaca sebuah novel action. Disamping Rekha, Gavin tengah memejamkan matanya. Pemuda itu memeluk pinggang Rekha dan membenamkan wajahnya ke samping tubuh Rekha.

Rekha hanya membiarkan Gavin berbuat semaunya karena pemuda itu sedang sakit. Ia mengulurkan satu tangannya menyentuh pipi Gavin. "Syukurlah, demammu sudah turun. Lepaskan aku dan tidurlah yang benar, Gavin."

Gavin semakin membenamkan wajahnya. "Sangat nyaman seperti ini, Rave..." Lirih Gavin  tanpa membuka matanya.

Rekha menghela napas kasar. Kembali menaruh telapak tangannya ke pipi Gavin dan mengusapnya pelan, Rekha sedikit terhibur dengan sikap manja pemuda ini.

ᴛʜᴇ ʏᴏᴜɴɢ ᴍᴀꜱᴛᴇʀ ɪꜱ ᴀ ɢɪʀʟTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang