20

4.9K 621 81
                                    

☬☬☬

.

.

.


Rekha terkejut dengan yang dilakukan Gavin. Tapi, Rekha kembali dibuat terkejut saat melihat pemuda itu mengeluarkan air mata setelah melepaskan ciumannya. Rekha bertanya-tanya. Kenapa? Harusnya dirinya yang menangis kan karena orang ini yang mencuri ciumannya. Lalu kenapa malah pemuda ini yang menangis?

"Ke- kenapa..--"

"UWWAAHHH!!"

Kata-kata Rekha terhenti karena Gavin yang tiba-tiba berteriak.

"Akhirnya aku menciummu, Rave! Aku sudah resmi menjadi gay sekarang!" Ucap Gavin dengan terisak. "Aku sudah tidak bisa kembali lagi. Kamu harus bertanggung jawab. Jangan pernah tinggalkan aku, Rave!"

"Hahh.. akhirnya kau menyesal..."

"Apa kamu tidak bisa membedakan antara menyesal dan bersyukur, Rave? Aku sangat bersyukur. Sekarang aku akan mulai memikirkan cara untuk mengikatmu seumur hidup!"

Rekha hanya diam. Dirinya sudah terlalu shock dengan semua yang diperbuat Gavin.

-----------------------------


Di kelas, Rekha duduk bersandar. Manik hazelnya menatap kosong langit-langit kelas itu. Mulutnya menganga. Bel berbunyi menandakan kelas telah usai tak mampu mengalihkan atensi Rekha.

Sekembalinya dari rooftop, Rekha menjadi linglung. Ya, kenapa lagi kalau bukan gara-gara Gavin.

Rekha tidak menyangka bahwa Gavin akan seagresif itu ingin memilikinya. Jika saja Gavin melihat dirinya sebagai perempuan, Rekha tentu tidak akan menolaknya. Lagipula Gavin cukup tampan.

"Uwah!" Rekha terkesiap karena merasakan dingin yang tiba-tiba menyerang pipi kanannya. Dengan tergagap, Rekha menggeser bola matanya dan melihat Meredith sudah berdiri disampingnya sambil tertawa kecil.

Sekaleng soda dingin diletakkan di meja Rekha.

"Sepertinya kamu sedang banyak pikiran, Rave." Ucap Meredith seraya menunjukkan foto linglung Rekha di ponselnya.

Rekha seketika memasang wajah panik. "Kenapa kamu ambil fotoku yang seperti itu?! Ayo, cepat hapus!"

Meredith tertawa seraya menggoda Rekha menggunakan ponselnya. "Ayo tangkap aku, kalau bisa!" Gadis itu perlahan menjauh dan berlari keluar dari kelas Rekha.

Rekha menyeringai dalam benaknya, kemudian berlari mengejar Meredith. "Edith, berhenti!" Rekha melihat gadis itu berlari melalui lorong sekolah dan akan menuruni tangga.

Dengan suara lirih, Rekha memerintahkan Alpha 404 untuk membuat Meredith tersandung.

"Kyaa!!"

Rekha menarik tangan Meredith saat gadis itu akan jatuh, lalu membawa ke pelukannya. "Astaga, hampir saja. Kamu membuatku jantungan." Lirih Rekha.

Meredith masih membeku. Gadis itu bisa merasakan hembusan napas kasar Rekha yang memeluknya. Menggeser bola matanya, Meredith melihat wajah Rekha yang dihiasi titik-titik keringat. Namun hanya beberapa detik, karena Meredith melihat Rekha yang tiba-tiba menyeringai lalu menunjukkan bahwa ponselnya kini sudah ada ditangan Rekha.

"Rave!" Meredith merasa Rekha telah mengambil kesempatan saat dirinya masih terpaku dengan wajah tampan itu.

Rekha tertawa terbahak-bahak lalu mulai berlari menjauh sembari melambaikan ponsel Meredith ditangannya.

ᴛʜᴇ ʏᴏᴜɴɢ ᴍᴀꜱᴛᴇʀ ɪꜱ ᴀ ɢɪʀʟTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang