49

3.2K 342 36
                                    

☬☬☬

.

.

.

Tubuh Rekha merinding mendengar pernyataan itu keluar dari bibir Meredith. Rekha tidak menyangka bahwa Meredith masih mempunyai perasaan seperti itu padanya bahkan setelah gadis itu mengetahui gender aslinya.

Iris hazel Rekha menatap Meredith yang sedang menunggu jawabannya. Namun baru saja Rekha akan membuka bibirnya, Meredith kembali berceletuk.

"Wah, luar biasa. Aku Meredith Jacquellin Robinson akan menyambut cinta masa muda dengan seorang perempuan tampan!"

Sudut bibir Rekha berkedut melihat semangat berapi-api yang terpancar dalam tatapan mata Meredith. Menghela napas kasar, Rekha dengan tegas menjawab. "Tidak mau, terima kasih. Aku masih normal dan menyukai laki-laki tampan."

"Cih, cinta masa muda yang langsung berakhir suram. Tidak bisakah kamu sedikit berpura-pura menyukaiku, huh?" Meredith memanyunkan bibirnya kesal. Namun melihat sikap tegas Rekha, Meredith tak menampik bahwa dirinya semakin menyukai orang di sampingnya ini.

Meredith tersenyum, gadis itu mengulurkan tangannya agar Rekha menggenggamnya. Dan ya, Rekha memang menggenggam tangan Meredith.

Meredith mengecup tangan Rekha sebentar sebelum menempelkan tangan Rekha ke pipinya. Dengan tatapan penuh semangat, gadis itu bertanya. "Jadi, apa itu Gavin?"

Rekha mengangguk. Tak ada alasan lagi baginya untuk menutupi perasaannya di depan Meredith. "Ya, aku berencana untuk melamarnya."

Mulut Meredith menganga tak percaya dengan yang di ucapkan Rekha. Meskipun gadis itu merasa kecewa di dalam hatinya, dengan melihat kesungguhan kata-kata Rekha, Meredith tahu bahwa tidak ada sela untuknya diantara Rekha dan Gavin.

Menghela napas lemah, Meredith berucap. "Asal kamu bahagia, Rekha."

Rekha terharu dengan kata-kata Meredith. Membungkukan tubuhnya mendekati Meredith, Rekha memberikan kecupan ke pucuk kepala Meredith. "Ini adalah bentuk kasih sayang untuk temannku. Terima kasih, Edith."

Meredith tak bisa menyembunyikan wajah memerahnya dihadapan Rekha dan Rekha yang melihat itu hanya bisa tertawa terbahak-bahak. Entah sejak kapan, Rekha merasa bahwa Meredith tidak semenyebalkan saat pertama mereka bertemu.

"A- aku belum melepasmu sepenuhnya loh."

"Eh?"

"Ja- jadi kalau Gavin membuatmu bosan, datanglah padaku kapan saja."

"..."

"Atau jika mau, aku bersedia jadi selingkuhanmu."

"Hah?"

"Kubilang, ayo selingkuh denganku, Rekha."

☬☬☬

Satu minggu kemudian, terjadi keributan di ruang tamu Mansion Abellard. Disana Edmond J. Abellard berdiri dan berteriak marah pada Justin dan Maria. Bahkan di pipi Justin, tampak bekas merah telapak tangan hasil perbuatan Edmond.

Rekha yang mendengar keributan dari dalam kamarnya pun tak tinggal diam. Ia keluar dari kamarnya lalu menuju ruang tamu. Iris hazel Rekha mengecil melihat amarah berkobar dalam tatapan mata sang kakek. "Ada apa? Apa ada yang membuat kakek tidak puas?" Lirih Rekha.

"Oh, kamu disini, cucuku. Kemarilah!"

Tubuh Rekha menegang. Bohong jika Rekha tidak takut pada Edmond. Namun mendengar nada bicara sang kakek yang begitu lembut padanya, Rekha akhirnya menurut dan mendekati sang kakek.

ᴛʜᴇ ʏᴏᴜɴɢ ᴍᴀꜱᴛᴇʀ ɪꜱ ᴀ ɢɪʀʟTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang