03

7.3K 813 16
                                    

☬☬☬

Gavin menatap lekat Rekha yang berada dipelukannya. Wajah yang cukup cantik untuk ukuran anak laki-laki, kulit yang halus. Gavin bahkan bisa melihat bulu-bulu halus di wajah Rekha, ditambah bau harum yang berasal dari orang dipelukannya membuat Gavin tertegun.

Setelah beberapa saat, mata Gavin berkedut karena bagian tubuhnya yang tertutup handuk tiba-tiba menunjukkan reaksi. Gavin melihat handuk itu sedikit terangkat oleh bagian tubuhnya. Apakah reaksi tubuhnya karena bocah ini?

"Apa-apaan ini?" Lirih Gavin. Dia dengan cepat mendorong Rekha dengan kasar lalu berlari memasuki kamar mandi.

Rekha sontak terbangun setelah kepalanya terantuk pinggiran sofa. Rekha menggosok mata dengan punggung tangannya, dan menemukan bahwa Gavin tidak ada didepannya.

"Kemana dia?" Kemudian Rekha mendengar suara gemericik air dari kamar mandi. Rekha tidak terlalu peduli. Dia hanya berdiri lalu berjalan kedepan pintu kamar mandi itu.

"Gavin, aku pergi."

"Yaaa--." Teriak Gavin dari dalam.

Rekha mengerutkan kening mendengar nada suara Gavin. Ya, bagaimanapun Rekha adalah wanita dewasa di kehidupan dulu. Jika digabungkan kehidupannya dulu dan sekarang seharusnya dia berusia 37 tahun. Rekha sudah sangat paham tentang kehidupan masa muda.

Wajah Rekha tiba-tiba memerah,
"Bocah puber, apa dia harus melakukan itu di pagi buta?" Lirih Rekha. Dia dengan cepat keluar dari kamar itu.

☬☬☬


Gavin duduk dibawah pancuran air sambil mengumpati dirinya sendiri,
"Sial! Apa yang kupikirkan! Dia laki-laki, sadarlah Gavin!" Gavin mendongak membiarkan wajahnya terguyur air. Dia tidak menyangka bocah yang baru beberapa kali ditemuinya bisa membuatnya jadi seperti itu. Ditambah bocah itu laki-laki?

"Aku harus pergi ke psikiater. Aku pasti sudah gila!"


_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Pagi harinya,


Rekha berdiri melipat tangan didepan dada saat melihat Gavin masih meringkuk dalam selimutnya.


'buk'

Rekha menendang tubuh Gavin.
"Hei, bangun! Atau kita akan terlambat!" Teriak Rekha.

Mata Rekha berkedut saat Gavin malah menutupi wajahnya dengan selimut.

'Apa aku ini ibunya?' batin Rekha. Rekha membuang selimut Gavin dan menyeret Gavin untuk bangun.

"Hei, hentikan, aku masih ngantuk." Gerutu Gavin saat Rekha dengan paksa menarik tangannya untuk bangun.

"Uwahh!!"

"Aahh!"

'bruk'

Rekha jatuh karena tidak cukup kuat menahan beban tubuh Gavin.

Gavin sontak membuka matanya dan terkejut bahwa dia sekarang berada diatas tubuh Rekha.

"Oi, bisakah kamu minggir. Kamu berat sekali, sialan!" Umpat Rekha yang melihat Gavin tak kunjung beranjak.

Gavin tersentak, lalu dengan cepat berdiri kemudian mengulurkan tangan untuk membantu Rekha bangun.

"Maaf, Rave." Ucap Gavin

ᴛʜᴇ ʏᴏᴜɴɢ ᴍᴀꜱᴛᴇʀ ɪꜱ ᴀ ɢɪʀʟTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang