23 | Sebuah kata 'jika..'

48 4 0
                                    

Jika ini yang terakhirnya

If this is the last race...

Jeno menghentikkan motornya saat ia telah sampai di arena balapan. Tidak ada siapapun disana, sangat sepi. Jeno turun dari motornya dan matanya bergerak mencari sang lawan.

"finally, this is it."

Suara seseorang yang ia kenal mengalihkan perhatiannya. Jeno melihat mark yang sedang berjalan menghampirinya. Mark masih dengan senyuman nya menatap kedua bola mata jeno dalam.

"apakah kau sudah siap?"

Jeno hanya diam tak menjawab ucapan mark. mark terkekeh ringan. Mark menjentikkan tangannya, dari arah samping johnny datang menghampiri keduanya.

"johnny akan menjadi saksi siapa yang sampai di garis akhir."

"baiklah."

Johnny berdeham dan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Johnny sendiri merasakan jantung nya yang berdetak cepat, ia mengenal jeno dan mark, keduanya merupakan lawan yang berat. Ia dapat merasakan hawa tak enak dari keduanya.

"aku sudah mempersiapkan jalurnya untuk kalian. Jangan khawatir karena jalanan sudah sangat sepi sekarang. aku akan menjadi saksi siapa yang sampai di garis akhir duluan."

Setelah johnny mengucapkan kalimatnya, ia membiarkan jeno dan mark bersiap dengan motornya masing masing. jeno dan mark menaiki motornya dan memakai helm nya. jeno menggenggam erat setir motornya. Jantungnya berdetak semakin cepat saat johnny mulai menghitung mundur.

"goodluck for you two." Ucap johnny.

"Three! Two! One! GO!"

Jeno dan mark mulai melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata rata. Jeno dan mark hanya menatap lurus jalanan di hadapannya. Keduanya saling beradu kecepatan mencoba mendahului satu sama lain. Beberapa kali keduany saling melempar tatapan tajam nya.

Brummmm!

Saat sedang berkendara, tiba tiba saja jantung jeno kembali berdetak cepat memikirkan siyeon. rasa takutnya kembali muncul. Rasa takut kehilangan siyeon. matanya menangkap mark yang tersenyum miring kepadanya. Amarah jeno ikut memuncak saat melihat senyuman itu. ia tidak akan membiarkan mark mengambil miliknya. Tanpa sadar ia semakin menaikkan kecepatan motornya mendahului mark.

Amarah dan bayangan kekasih juga masa lalu nya terus terngiang di pikirannya sampai ia tidak sadar motornya tiba tiba hilang kendali. Ia tidak bisa mengurangi kecepatan motornya. Ia juga kesulitan saat akan memutar arah motornya.

Ckittttt!

BRUAAKKK!

Motor yang ia kendarai miring bersama dengan tubuhnya terjatuh berguling di jalanan. Tubuh jeno tergeletak di tengah jalanan yang mulai sepi. Darah mengalir deras melewati dahinya. Mata jeno berkunang kunang, pandangannya mulai tidak fokus, matanya berkaca kaca menatap tangannya yang menggenggam sebuah kalung.

"argg... UHUK!"

Jeno terbatuk beberapa kali dengan darah yang ikut keluar bersamaan melalui mulutnya.

"si-yeo..."

Dari arah samping sebuah cahaya yang menyilaukan bergerak mendekatinya. Cahaya itu semakin dekat membuat pandangannya semakin mengabur dan setelahnya sebuah suara keras terdengar.

BRUAK!

Mark yang masih ada disana menghentikkan motornya dan memutar motornya kembali untuk menghampiri jeno. Mark terkejut bukan main. Jantung nya kini berdetak cepat melihat apa yang terjadi di hadapannya. Tidak seharusnya seperti ini.

Jika  | Lee jeno [ √ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang