19 | Mark world and his game

20 3 0
                                    

The phrase I love you might Feel a little bit plain

but I cant never save it

I care more about you than anything else in the world...


"aku bisa membantumu mencarikan pendonor mata."

Sudah beberapa minggu setelah ia bertemu dengan mark. jeno merasa senang karena ucapan mark saat itu. ia percaya dengan ucapan mark. jeno sudah mencari informasi tentang mark, kedua orang tua mark adalah orang penting di negara ini, bahkan ayah nya adalah seorang pemilik rumah sakit terbesar di korea.

Mungkin karena orangtua nya adalah orang penting dan memiliki koneksi, jeno bisa memanfaatkan itu untuk mencari pendonor mata bagi siyeon. pikirnya.

"jeno! Kamu melamun?"

Jeno tersenyum dan menatap siyeon. keduanya sedang berada di sebuah taman bunga. Suatu keberuntungan bagi jeno karena ia mendapatkan gaji tambahan dari kerjanya. Ia mengajak siyeon berjalan jalan dan pergi ke beberapa tempat yang siyeon inginkan.

Uang bukanlah segalanya. Meskipun segalanya butuh uang, tapi kehadiran seseorang jauh lebih berharga daripada apapun.

******

Jeno menekan nomor kontak di handphonenya. Suara deringan terdengar sampai yang ketiga kalinya, yang ditelepon dari seberang mengangkatnya.

"hey yo! Ada apa hm?" tanya jaemin yang dihubungi jeno.

"ada dimana?" tanya jeno.

"di tempat biasa bersama jisung dan renjun."

"aku kesana sekarang."

Panggilan telepon terputus. Jeno menghela nafas dan menaiki bus menuju tempat jaemin.


******

Bulan menunjukkan cahaya nya yang menerangi bumi di langit malam. suara sorakan dan pekikan wanita selalu terdengar di tempat itu. area balapan. Sesampainya jeno disana, ia mencari sosok sang sahabat yang sedang tertawa bersama dengan dua orang lainnya.

"hei." Sapa jeno.

"wohoo.. akhirnya kau kembali lagi kesini." Sapa jaemin balik.

Jeno dan jaemin melakukan tos mereka ala laki laki. Semuanya saling menyapa dan mengobrol bersama.

"bagaimana keadaan siyeon?" tanya renjun.

"baik baik saja." Jawab jeno.

"apakah ada masalah?" tanya jaemin.

Jeno terdiam. Jaemin tersenyum dan mengerti jika jeno menemuinya pasti terjadi sesuatu. Jaemin merangkul jeno menjauh dari kerumunan. Keduanya duduk di sebuah bar tak jauh dari sana.

"cerita saja." Ucap jaemin.

"pendonor mata untuk siyeon dan uang. Terjadi masalah di tempatku bekerja." Cerita jeno singkat.

Jaemin mengernyitkan dahinya dan berpikir.

"aku mengerti kau sedang mencari pendonor untuknya. Aku ingin sekali membantumu, namun tahun ini orang tua ku sudah berhenti mengirim uang. Apa kau ingin aku berbicara dengan orang tua ku?"

"tidak. tidak perlu. Aku hanya ingin bercerita saja. apa aku berhenti berkuliah saja?"

"jangan bodoh. Sangat disayangkan jika kau berhenti berkuliah. jangan berhenti begitu saja."

"tapi uang tabunganku semakin menipis. Siyeon sudah menyerahkan uang tabungannya juga, hanya saja itu semua tidak cukup."

Jaemin terdiam. Ia bingung ingin membalas seperti apa lagi. perhatian keduanya teralihkan pada seorang laki laki tinggi yang menghampiri keduanya.

Jika  | Lee jeno [ √ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang