7 | Perasaan dan keinginan

38 5 0
                                    

"ibu ! ibu !" panggil seorang anak laki laki sambil berlari membawa handphone tua nya.

Keringat mengalir melewati dahi nya, terlihat nafas nya yang putus putus namun tidak ada keinginan sama sekali untuknya beristirahat. Ia berlari mencari sosok sang ibu. Mata nya terus bergerak mencari sang ibu dari ruang tamu, dan dapur. Rumah nya tidak begitu besar, cenderung kecil dan sederhana. Ia menghentikkan langkahnya, dan memasang raut wajah berpikir, terlihat sangat menggemaskan.

"ah! Aku tahu ibu dimana."

Anak laki laki itu kembali melangkahkan kakinya menuju ruangan terakhir yang belum ia datangi tadi, kamar sang ibu. Tangan nya ia letakkan di gagang pintu bersiap untuk membuka pintu tersebut, namun gerakan nya terhenti Ketika mendengar isakan tangis dari dalam kamar sang ibu.

'ibu menangis lagi' gumam nya.

Dia tahu apa yang terjadi dengan ibunya, meskipun ia masih berada di usia muda, namun ia cukup sadar dan mengerti keadaan keluarga nya. ia menundukkan kepalanya dan merenung sejenak.

Apakah ia harus masuk kedalam?

Ia kembali mengangkat kepalanya dan menghembuskan nafasnya. Ibu nya membutuhkan dirinya, mengingat ia adalah satu satunya laki laki di antara ibu dan adiknya. Ia membuka pintu itu perlahan dan melangkah masuk sambil memasang senyuman.

"ibu! Aku ingin menunjukkan sesuatu pada ibu."

Sang ibu yang sedang duduk di pinggir tempat tidur langsung mengusap air mata nya kasar dan memasang senyuman.

"kamu ingin menunjukkan ibu apa hm?" tanya sang ibu dengan nada lembut.

"aku sudah belajar tarian grup laki laki ini! aku ingin menunjukkan nya pada ibu, ibu harus memberikan nilai ya!"

Sang ibu mengangguk sebagai jawaban. Anak laki laki itu memutar lagu lewat handphone tua nya. ia mulai menggerakan tubuhnya mengikuti alunan musik yang terdengar. Selama menari, tidak lupa ia menunjukkan senyuman tampannya. Ia menghentikkan tarian nya bersamaan dengan selesainya music itu. sang ibu bertepuk tangan sambil tersenyum bangga dengan putra nya.

"anak ibu hebat sekali! ibu tahu kalau itu adalah bakat mu, pertahankan dan tingkatkan terus ya! Ibu akan selalu mendukungmu, lee jeno." Ucap sang ibu sambil mengelus rambut anak nya.

BRUUGH!

"arghh..."

Jeno, sang pemilik suara, mengerang kesakitan karena ia tak dapat menahan keseimbangan tubuhnya saat sedang menari tadi. Jeno segera mendudukan dirinya, dan meluruskan kedua kakinya. Ia melihat pergelangan kakinya yang memerah, ia yakin kaki nya pasti keseleo.

Jeno menghembuskan nafasnya, tubuhnya berkeringat meskipun ruangan ini memiliki banyak pendingin ruangan. Ia kehilangan keseimbangan karena bayang bayang sang ibu yang kembali berputar di pikirannya.

'ibu...' gumam jeno memanggil sang ibu.

Jauh di dalam lubuk hati jeno, ia sangat merindukan sosok sang ibu. Apalagi putaran kejadian di masa lalu saat ia bersama sang ibu selalu terputar di pikirannya. Ia ingat, Setiap ia mempelajari sesuatu yang baru, ia pasti menceritakannya kepada sang ibu. Namun sekarang, ibu nya sudah tidak ada. Membuat jeno menjadi sosok yang pendiam dan tertutup.

Setiap hari jeno selalu mengatur waktunya setiap ia bekerja di restoran dan agensi. Tapi karena ia sudah dipecat dari pekerjaanya itu, sekarang ia hanya akan menghabiskan waktunya di agensi. Menari, menari, dan menari. Ibunya menjadi salah satu alasan mengapa jeno melakukan pekerjaan ini.

Jika  | Lee jeno [ √ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang