025.

494 92 4
                                    

HAPPY READING

📌📌📌

____

Tepat jam 10 gue terbangun menatap kesekeliling berharap Fajri setia disini.

Namun? Tidak ada seorangpun diruangan ini hanya gue, pertanyaannya Fajri dimana? Apakah ia tak menepati janji?.

Krek

Suara pintu terbuka menampilkan sesosok lelaki yang memakai kaos berwarna hitam. Ketika masuk ia memperhatikan gue heran.

"ngapain lo bangun?."tanyanya lalu duduk dikursi.

"lo dari mana?

"abis beli minum disupermarket.."oh alasan yang tepat.

Lelaki itu Fajri, ternyata ia menepati janjinya gue udah salah berprasangka.

Kita sama-sama terdiam namun cepat-cepat Fajri mengatakan sesuatu hal. "kenapa? Bukanya tadi tidur nyenyak?

"gue takut lu tiba-tiba ninggalin  gue. "balas gue seadanya.

"gue kan udah bilang 'gak akan'ngerti kan? Udah jangan kayak anak kecil tidur!"pangkas Fajri layaknya ayah yang sedang marahi gue karna tidur terlalu larut malam .

Fajri menghela nafas kasar saat ngeliat gue yang gak mau tidur lagi. "tidur Cin..

"gak bisa .

"terus kalau elu sakitnya parah bakalan nyalahin gak tidur gitu? Mau lu tambah sakit? Mau? "tanya Fajri berusaha memberi gue arahan.

Jujur ini seperti bukan Fajri biasanya, ia kali ini lebih tegas.
"Ogah ah!..

"yaudah tidur!.."katanya makin ngeggas.

Sekeras apapun gue memejamkan mata tetap sudah tak bisa tidur lagi. "ji gak bisa gimana dong?

"elu sih bangun juga.. "..

Posisi Fajri berganti ia duduk di tepian berangka lalu bantu gue buat nyenderin badan ke dia.

Dengan lembut tanganya mulai beralih mengelus-ngelus rambut hitam milik gue dengan sabar. Senyum mengembung diwajah gue walau harus ditahan. Kayak nahan  perasaan:).

"tiduurr."tutur Fajri dengan suara serak. Kemungkinan Fajri juga lelah yasudah gue bakalan berusaha buat tidur.

Sepertinya ni cowok duluan yang tertidur lihat aja tangannya udah mulai enggak ngelus rambut gue dan terdengar senguran khas orang tidur. Karna gue baik kita berbagi selimut saja lagi pula selimut ini lebar kok.

Perlahan gue menutupi sebagian kaki Fajri. "tidur Cin, gak usah selimutin gue,ngeyel banget sih lu?"eh dia masih bangun?.

"belum tidur?."tanya gue pelan. Takut woy, tuh tatapannya tajem bener.

"belum, udah diem..

Ah sial! Kenapa gue gak bisa tidur sih?.
Dengan pelan gue menjauh tak menyender lagi ke Fajri, pastinya saat bangun rambut berantakan.

Just Me And You II UN1TY II Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang