Another Story in Titanic Part 4 (21+)

838 51 5
                                    

Warning: Shonen Ai, Boy x Boy, Yaoi 18+, Typo, OOC, Hurt, Angst,

Art by SanHyeon25

FF ini Terinpirasi dari Film Titanic dan tentu dengan jalan cerita yang berbeda

Cerita kali ini akan bagaimana nasib teman-teman Sherlock, Louis dan Albert ketika tenggelamnya Titanic. Mungkin hanya terdiri dari 2-4 chapter.

Semoga Readers menyukainya
Selamat membaca
______________________________________

Netra scarlet gelap Louis memandangi buliran air hujan yang terus jatuh melalui jendela, terlihat halus hujan hari ini kadang Louis mengira buliran halus itu nampak seperti salju yang biasa turun di tanah kelahirannya, London.

Ia tak berani membuka jendela kamar, khawatir bila hujan membasahi beberapa perabotan yang sengaja dia letakkan dekat dengan jendela.

Sebuah kursi panjang tak terpakai dijadikan seperti sofa. Dengan bantalan empuk yang terbuat dari beberapa busa bekas serta kain seprai yang bisa dijadikan pelapis hingga kursi lapuk itu disulap menjadi sebuah sofa panjang bermotif bunga daisy oleh tangan terampil pria yang hidup dengannya. John membuatnya khusus karena tahu Louis suka sekali duduk di dekat jendela.

Louis menyadarkan kepala di ujung sofa sementara tangannya memeluk sebuah bantal yang ia ambil dari ranjang kamarnya. Akhir-akhi ini ia semakin suka mendengar suara hujan deras, sebuah alunan melodi alam yang membuat pikirannya lebih tenang terlebih setelah hari pertemuannya dengan pria bermarga Holmes.

'Ku harap kau menerima karmamu.'

Setiap kalimat itu terus terucap, sinar matanya semakin memudar. Tanpa sadar pikiran jahat terlintas dalam otaknya akhir-akhir ini. Masih segar di ingatannya akan tragedy yang merenggut kakak kandungnya.

"Aku harap kau menerima karmamu."

Kembali terucap kata itu, namun kali ini terdengar samar. Mata yang memandang buliran hujan tanpa berkedip itu terlihat menerawang, tak lama genangan air mata yang tertahan jatuh dalam diamnya.

Tak hanya rasa sakit di hati penyebabnya. Louis masih meratapi nasib dan takdirnya, walau otaknya berusaha mensugesti dirinya untuk menjadi anak yang tegar. Semua ia lakukan demi kakaknya, demi orang yang kini bersamanya, demi orang yang peduli padanya dan demi orang yang kini ia cintai.

'Seandainya saja. seandainya kami tidak menuruti orang itu mungkin kakakku masih hidup,' ucapnya lagi dalam hati.

Ia sadar hatinya kini ternoda setiap kali membayangkan sosok-penyebab kini ia sendirian di tanah yang seharusnya menjadi tanah harapan baginya dan kakaknya yang sudah tiada.

Pria itu, Albert James Moriarty-kakak tirinya berjanji akan memberikan kebebasan bagi mereka setelah pekerjaan yang ia dan William selesai di Amerika. Sebuah janji yang membuat mereka berharap dan nyatanya harapan itu adalah kebohongan agar ia dan William- kakaknya menurut dan ikut berlayar menggunaan Titanic.

'Aku harap kau mati dengan penuh siksaan,' sebuah kutukan yang ia ucapkan dalam hati semakin membuatnya terjatuh dalam kelamnya dendam. Louis membenci Albert, mengutuk setiap kali mengingatnya.

"Louis."

Suara pria yang memperhatikannya hampir 10 menit sama sekali tidak terdengar, Louis tenggelam dalam kenangan dan dendam hingga membuat semua inderanya terbungkam. Bahkan hawa dingin yang berhembus melalu cela jendela sama sekali tidak ia rasakan.

"Louis," sekali lagi John memanggil bersamaan dengan sentuhan lembut di bahu Louis, "Kau tidak apa-apa?."

Louis tidak ingin menoleh, hanya anggukan kecil yang ia berikan sebagai jawaban bagi pria bermarga Watson di belakangnya. Ia takut bila saja pria ini menatap raut wajahnya yang kacau-memerah bahkan basah karena air mata yang tak bisa ia bendung.

TITANIC (MORIARTY THE PATRIOT FANFIC) YAOI 18+ TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang