-12- MELTING

142 60 90
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi dua puluh menit yang lalu sejak kejadian di kantin tadi, bahkan Shea sudah kembali pada jati dirinya. Perutnya sudah tidak merasakan sakit lagi setelah meminum pereda sakit perut yang diberikan Daniel dan paling utama melampiaskan kekesalannya pada Cetlyn membuatnya menjadi lebih lega.

Angin di atas Rooftop sekolah membuat rambut Shea berterbangan ke depan, membuat kesan cantik pada gadis itu. Bahkan Senja yang sedari tadi di sampingnya terus menatap wajah Shea yang begitu cantik. Senja memang tidak salah menyukai gadis itu.

Sedari tadi mereka berdua berada di rooftop, Senja memberi tahu Shea untuk pergi ke rooftop karena ada hal yang ingin laki-laki itu sampaikan. Tapi setelah Shea berada disana justru membuat Senja bingung harus memulainya dari mana.

"Ada hal apa yang bakal lo bicarain, Ja?"

Setelah keheningan sesaat, Shea memulai percakapannya. Matanya menatap mata tajam Senja dengan lembut.

"Gue balik seperti janji sebelas tahun lalu," ucap Senja membuat Shea menyerngit tidak paham.

"Maksud lo?" tanya Shea bingung.

Sesaat desiran dalam tubuhnya membuat Shea gugup setengah mati, pikiran-pikiran tentang dia kembali datang. Shea berusaha menepis semua harapannya yang tidak mungkin terjadi.

"I'm back for you, my Shea." ucap Senja kembali menatap Shea.

Deg!

Shea mematung tidak tahu harus merespon bagaimana. Tubuhnya terlalu kaget karena pengakuan dadakan dari Senja.

Tatapan itu sama persis seperti tatapan dia di sebelas tahun yang lalu, apa mungkin Senja itu dia? Shea tidak ingin terlalu berharap lebih pada Senja tapi semua keadaan ini membuatnya yakin.

"J-jeje?" tanya Shea pelan, berjaga-jaga apa Senja mengenal panggilan itu.

Tanpa di duga jawaban Senja hanya mengangguk sambil tersenyum, Shea bahkan sempat menahan napasnya karena gugup dengan jawaban Senja. Setelahnya Shea tertawa renyah hingga air mata terjun ke pipi mulusnya saking tidak tahu respon apa yang harus dia keluarkan. Akhirnya orang yang dia tunggu kehadirannya tiap detik ternyata berada di dekatnya tanpa dia sadari. Shea marah pada dirinya sendiri karena tidak mengenal Senja dengan baik.

Detik kemudian Shea memeluk Senja dengan erat. Senja tersontak karena pelukan yang tiba-tiba, tapi setelahnya Senja membalas pelukan itu.

Senja merasakan dingin di dadanya, sudah dipastikan bajunya basah karena air mata Shea. Gadis itu menangis dalam pelukan Senja, kepalanya disembunyikan pada dada bidang Senja.

Senja tidak peduli jika seragamnya basah, tangannya mengusap kepala Shea yang masih menangis, berusaha menenangkan. Dia juga marah pada dirinya karena tidak bisa mengakui lebih cepat pada Shea.

"Lo jahat, Je, hiks... Lo pergi terlalu lama, lo jahat! Sebelas tahun gue nunggu lo!" ucap Shea dibarengi dengan isakannya.

Hal itu membuat Senja tidak tega, gadisnya menangis karena dirinya.

"Maaf,"

Hanya itu yang bisa dia lakukan, meminta maaf sebanyak-banyaknya. Dia tidak tahu ternyata selama ini gadisnya itu menunggu kehadirannya setiap saat. Ah begitu jahatkah dirinya? Bahkan sekarang dia membuat seorang perempuan menangis karena ulahnya.

"Lo jahat," lirih Shea menelungkupkan wajahnya lebih dalam pada dada Senja.

"Maaf udah ngebuat lo nunggu," balas Senja semakin mengeratkan pelukannya.

"Selama ini gue nungguin lo, berharap lo bakal datang setiap gue pergi ke pantai tapi nyatanya ngga sama sekali. Cuman karena nunggu lo, gue bertahan sampai sekarang. Gue butuh lo, Je... Gue rindu lo..." ungkap Shea mengungkapkan semua yang dia rasakan.

S E N J ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang