"Tapi gue kenal lo, Shea."
Sontak ucapan cowok tersebut membuat Shea kaget. Bagaimana bisa seorang cowok di hadapannya ini tahu namanya.
Dia menghadapkan tubuhnya ke arah cowok itu kemudian menatap dengan dalam mencoba mengingat apa ia mengenali pria di hadapannya. Tapi tetap saja, mau bagaimanapun ia berusaha, Shea tetap tidak mengenalnya.
"L-lo tau nama gue darimana?"
Shea ancang-ancang mengepalkan kedua tangannya berjaga jika sewaktu-waktu cowok itu melukainya, tidak ada yang tahu'kan.
Cowok tersebut justru tersenyum singkat sambil menatap Shea kemudian menatap laut kembali.
"Gue tetangga lo," ujarnya.
Sungguh Shea tidak pernah melihat cowok ini di dekat rumahnya.
"Gue sekolah di luar negeri, sekarang gue balik dan bakal sekolah di sini," tuturnya seolah tahu isi pikiran Shea.
Shea hanya mengangguk setelah itu kembali duduk dengan tenang menatap ombak laut yang terus menghampiri keduanya tanpa henti.
"Lo lagi ada masalah, ya?" tanya Senja setelah keheningan beberapa detik.
Shea tersenyum manis sambil menatap Senja, "Engga, kok," jawabnya.
Shea itu perempuan yang tidak mau memperlihatkan masalahnya pada orang lain. Ia tidak mau orang lain tahu tentang masalahnya, karena menurutnya tidak semua orang peduli tetapi hanya penasaran.
Menurut Shea bercerita pada Tuhan lebih aman dari pada ke manusia yang sering di cepuin kembali ke teman lainnya sehingga masalahnya pun tersebar.
"Gue tahu semua. Kalau ada masalah lo bisa cerita ke gue, tenang aja gue gak bakal ember bocor,"
Shea menautkan kedua alisnya. Bagaimana bisa dia tahu tentang masalahnya?
Tatapan cowok itu terlihat sangat datar di mata Shea, tapi entah mengapa walaupun pria di hadapannya ini membuat kesal tapi itu justru membuatnya tenang. Seolah ia punya teman untuk berbagi masalahnya, secepat itu.
Secepat itu, Shea merasa bahwa Senja adalah teman barunya untuk meringankan beban di pundaknya.
Shea terus menatap Senja dengan senyum merekah yang tak pernah hilang. Sampai akhirnya ucapan Senja membuatnya tersadar dari lamunannya.
"Gue tahu gue ganteng. Udah belum natapnya?"
Shea berdecih mendengar ucapan super pede dari manusia di sebelahnya tersebut.
"Lo sekolah di SMA Garuda Nusantara'kan?" tanya Senja.
Sedetik kemudian Shea menyadari sesuatu, ia menepuk jidatnya sendiri dengan wajah panik.
"Mampus, gue belum beli peralatan sekolah lagi, mana besok mulai belajar," gumamnya tak henti.
Pergerakannya membuat Senja menatap bingung pada Shea.
"Kenapa?" tanyanya.
Shea berdiri dari duduknya, jam menunjukkan pukul enam sore. Ia merutuki dirinya sendiri, niat awalnya ia akan pergi ke toko perlengkapan sekolah tapi karena badmood nya itu ia malah menyimpang ke pantai.
Shea menatap Senja yang menatapnya kembali dengan wajah datar andalannya.
"Gue pergi dulu. Gue lupa beli buku dan kawan-kawannya,"
Senja menautkan kedua alisnya, "Besok udah mulai sekolah, lo belum beli buku?"
Shea hanya terkekeh. Asal kalian tahu, Shea termasuk tipe anak yang lebih suka dadakan, katanya dadakan itu enak kayak tahu bulat.
KAMU SEDANG MEMBACA
S E N J A
Romantizm"Semesta punya banyak cara untuk membuat kamu bahagia." Shea Queena Liandra, Gadis dengan sejuta luka yang ia sembunyikan di balik senyumnya yang indah. Suatu hari, Shea bertemu dengan seorang laki-laki bernama Senja. Sejak pertemuan itulah, Senja...