Seorang anak laki laki berumuran sekitar lima tahun berjalan mengendap endap dibalik punggung seorang anak gadis yang lebih kecil darinya, ia sedang duduk diayunan yang tergantung dibawah pohon dengan boneka dipangkuannya.
"Duarr!" jerit anak laki laki itu dengan kencang
Gadis kecil itu terlonjak kaget dan hampir terjungkal namun segera ditahan oleh anak lelaki itu sambil menertawakannya penuh kepuasan.
Gadis kecil itu segera turun dari ayunan dan berdecak kesal dengan matanya yang hampir meneteskan air mata menatap nyalang kearah anak lelaki yang masih menertawakannya.
Detik berikutnya "Mamah! Jan, nakalin Lya lagi!!" teriak gadis kecil itu sambil merengek menatap kearah rumahnya dari kejauhan.
Lelaki kecil itu segera membekap mulutnya, membuat gadis kecil itu tak bisa berkata kata lagi.
Namun gadis kecil itu menggigit tangan yang terdapat dimulutnya, membuat anak lelaki tersebut menariknya dan merintih kesakitan.
Gadis kecil itu lari terbirit birit menuju rumahnya dan langsung dikejar oleh anak lelaki itu, tak peduli bahwa jarinya masih perih.
"Mamah, tolong Lya" gadis itu berdiri dibelakang wanita yang sedang membersihkan meja makan.
"Lya kenapa sayang?" tanya wanita itu tak lain adalah sang mamah dari gadis kecil.
"Jan, nakalin Lya" adunya pada sang mamah yang sedang mengusap lembut air mata dipipi anaknya.
"Nggak kok tan, Lya nya aja cengeng." elak sang bocah lelaki itu. Wanita itu hanya tersenyum kecil menanggapinya.
"Januari, nanti Tante bilangin bunda mau?" tanya wanita itu dengan nada menakut takuti
"Jangan Tante" anak laki laki itu menggelengkan kepalanya
"Okey, Tante nggak akan bilang sama bunda kamu, kalo kamu jelasin sama Tante." tawar wanita itu dan membawa Lya menuju sofa, Diikuti oleh Januari dibelakangnya.
"Januari tadi kagetin Lya yang lagi ayunan" oceh Lya dipangkuan sang mamahnya.
"Benar?" tanya wanita itu pada Januari
"Iya, Tante" akunya
"Kamu jatuh sayang?" tanya sang mamah pada anaknya
"Nggak, tapi Lya hampir jatuh kebelakang" jawab Lya
"Hampir?" sang mamah mengerutkan kening menatap kedua anak itu.
"Iya, tapi Jan nahan Lya biar nggak jatuh" lanjut Lya
"Tuhkan Tante, Jan nggak mungkin jahat sama Lya." protes Januari
"Tapi Lya malah gigit jari Jan" lanjut Januari sambil menunjukan jarinya
"Sini Tante liat" ucap Wanita itu sambil menarik pelan lengan Januari untuk mendekat.
"Masih sakit?" tanya wanita itu sambil mengusap jari jarinya.
Januari hanya menggelengkan kepalanya, walau rasa perih itu masih ada.
"Karna kalian sama sama salah, mamah mau kalian berdua baikan." pintanya
"Ayo baikan" lanjutnya.
Kuduanya hanya saling diam tanpa mau berbaikan. "Kalo nggak mau, mamah marah sama kalian. Marahnya sampe lama loh" rayu wanita itu dengan nada yang dibuat.
Lya mengulurkan tangannya namun tak dibalas oleh Januari.
"Jan, nanti Tante bilangin bunda loh,"
Januari segera membalas uluran tangan Lya dengan cepat.
"Suaranya mana?" tanya sang mamah
"Lya minta maaf" ucap Lya
"Jan juga minta maaf" balas Januari.
Keduanya pun kini resmi berbaikan.
(^ ❤ ^)
Gimana prolognya? Suka?:-D
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Friendzone!
Teen FictionDON'T COPPY MY STORY!! [SLOW UPDATE & REVISI BERLANGSUNG] Januari Gefana dan Julya Karina adalah teman semasa kecil karena kedua orangtuanya yang dari awal saling bersahabat. Januari memiliki masalah kelam saat remaja karena pergaulannya. Itu semua...