Gue menatap kerumunan orang yang sedang asik tertawa berjoget ria dengan alunan musik band yang terdengar cukup keras. Semuanya tampak sangat bersenang-senang dengan pestanya.
Alin tiba-tiba menarik lengan gue untuk ikut bergabung dengan anak-anak kelas kita.
"Eh Ly, Lo kok enggak pernah bareng sama Bara lagi?" Tanya seorang gadis dari kelas gue bersama dengan dua temannya.
"Oh ya, by the way Bara kemana?"
Gue menatapnya hanya bisa tersenyum kecil tanpa mau mengatakan apapun.
Alin disamping gue segera membalas "kenapa? mau dia sama Bara atau enggak itu bukan urusan Lo." Ucap Alin dengan nada menyindir
"Aneh aja, gitu Lo kan deket banget sama dia, Lo pasti tahu kan Bara sekarang dimana?" Lagi-lagi pertanyaan itu terlontar membuat gue muak lalu pergi dari sana secepat mungkin.
Alin terkejut melihat gue lalu ia berteriak "Lya! Ly!"
Tapi gue dengan terburu-buru pergi dari sana menghiraukannya.
Saat gue sedang berlari mencoba pergi dari sini langkah gue terhenti ketika melihat sekumpulan orang yang terdapat Januari disana. Itu pasti anak kelasnya yang sedang berkumpul juga, gue bisa melihat Serena dengan teman-temannya diseberang Januari.
Serena cepat menyadari kehadiran gue saat ini. Gue pun segera berlari dari sana dan berhenti diparkiran saat gue merasakan rasa sakit diperut gue yang tiba-tiba. Gue berpegangan pada salah satu mobil yang terparkir sambil menyentuh perut gue.
Seharusnya gue memang tidak berada disini, ini tidak sama sekali membuat gue senang dan melupakan masalah yang sedang gue alami. Tapi setidaknya Alin telah berusaha walaupun harus berakhir seperti ini gue tidak akan menyalahkannya.
Gue membuka ponsel untuk menghubungi Alin yang pasti sedang mencari-cari keberadaan gue saat ini.
Saat sedang mengotak-atik layar ponsel tiba-tiba seseorang dari belakang memegang lengan gue membuat gue menjatuhkan ponselnya ketanah.
Gue berbalik dengan cepat dan melihat seseorang itu ternyata Januari. Gue menyentak genggamannya dilengan gue dan mengambil ponsel yang terjatuh tadi.
"Sama siapa Lo disini, Ly?" Tanya Januari
"Ini pesta sekolah, jadi bebas kan kalo gue datang kesini mau sama siapa itu." Balas gue sambil mencoba mengirimkan pesan kepada Alin untuk segera menjemput gue disini tapi ternyata ponsel gue mati karena terjatuh tadi layarnya pun retak.
"Ngapain Lo disini, seharusnya Lo nikmatin pesta kelulusan lo." Ucap gue yang enggan menatap Januari sibuk melihat kearah jalan berharap menemukan taksi agar gue bisa pulang sekarang juga.
Sejujurnya gue masih kesal karena waktu itu Januari pergi tanpa mengatakan apapun saat telah mengantarkan gue pulang dari rumah sakit waktu itu.
"Gue antar Lo pulang." Januari menghiraukan perkataan gue.
"Enggak usah," tolak gue mencoba menyembunyikan rasa sakit diperut gue yang mengganggu.
Gue pun mencoba melanjutkan langkah kaki gue untuk pergi dari parkiran sambil menahan rasa sakit. Januari diam dibelakang membiarkan apa yang gue lakukan saat ini. Tapi semakin gue terus berjalan rasa sakitnya semakin menjadi. Gue pun terdiam saat sudah dipinggir jalan, rasa sakitnya tidak kuat lagi untuk gue tahan. Dengan enggan gue pun menatap kearah parkiran namun ternyata Januari sudah tidak ada ditempatnya.
Saat itu juga air mata gue jatuh, namun gue segera mengelapnya. Saat ini gue bingung harus melakukan apa, menunggu Alin sampai menemukan gue, harus sampai berapa lama lagi gue menahan rasa sakit ini. Bahu gue menempel disalah satu tiang dibawah lampu jalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Friendzone!
Teen FictionDON'T COPPY MY STORY!! [SLOW UPDATE & REVISI BERLANGSUNG] Januari Gefana dan Julya Karina adalah teman semasa kecil karena kedua orangtuanya yang dari awal saling bersahabat. Januari memiliki masalah kelam saat remaja karena pergaulannya. Itu semua...