Saat makan malam hanya terjadi keheningan membuat Januari yang duduk sangat tidak nyaman di kursinya. Hanya terdengar suara Jenny yang berbicara dan hanya dibalas anggukan atau gelengan dari Lya.
Sesekali Januari dan Lya saling melirik satu sama lain. Setelah insiden tadi membuat keduanya menjadi canggung.
"Baju Bunda di Lya kebesaran loh. Kenapa nggak pinjem baju Januari aja?" lontar Jenny dari kursinya.
Pertanyaan Jenny membuat Lya gelagapan. "Emm, nggak kok Bun, baju Bunda pas di aku. Liat nih cuman kepanjangan aja, Bundakan tinggi." alibi Lya sambil tertawa garing.
Melihat itu Jenny hanya tersenyum kecil sambil geleng geleng kepala.
"Kamu besok masuk ke sekolah baru, sama kayak sekolah Januari-kan?" tanya Jenny yang mengetahui kalau saat ini Lya akan menginjak kelas satu Sma.
Meskipun Januari dan Lya berteman sejak kecil namun keduanya memiliki perbedaan umur terpaut dua tahun.
"Iya, Bun." jawab Lya
"Kalau gitu kamu bisa ngawasin Januari lagi dong" seru Jenny.
Lya mengerutkan keningnya "maksud bunda?"
"Yah, kamu awasin Januari kalau kalau dia buat ulah disekolah." jelas Jenny dan menatap anaknya.
Januari yang menyimak pun mulai kesal. Apa apaan nih membicarakannya tepat didepannya.
"Emangnya Januari bandel ya Bun, kalau disekolah?" tanya Lya, karena ia baru ingin kembali satu sekolah dengan Januari.
"Bandel sih enggak, tapi kalau nakal kayaknya iya deh." ucap Jenny sambil menahan tawa.
Januari yang melihat itu kekesalannya sangat bertambah dua kali lipat. Bisa terbongkar aib nya kalau begini didepan Lya.
"Apa bedanya Bun, bandel sama nakal?" tanya Lya heran
Mereka meng-gibah seolah olah tak ada seseorang yang mereka bicarakan didepannya.
"Apaan sih bun, lagi makan kok ngobrol mulu." potong Januari saat Jenny hendak berucap.
"Sok banget tertib deh," decak Jenny sambil tersenyum kecil pada anaknya seolah olah sedang mengejek.
"Itu loh Lya, Januari kalau disekolah nakal sama perempuan disana." terang Jenny sambil menahan senyum.
Kini Lya mulai mengerti maksud Jenny terhadap anaknya, ia pun mengulum senyum melirik Januari.
"Maksud Bunda Januari Playboy disekolah." Tebak Lya tepat sasaran. Jenny tersenyum kecil menanggapinya.
Lya hampir tak percaya kalau Januari tumbuh menjadi laki laki Playboy selain mesum saat besar.
Namun sepertinya tidak masalah kalau laki laki suka menonton video ekhm ekhm. Bukankah itu normal?
"Bisa bisanya ngomongin orang didepannya." cibir Januari dan meninggalkan meja makan begitu saja.
"Eh, mau kemana Jan?" tanya Jenny namun tak digubris oleh Januari.
"Salting tuh, Bun." ejek Lya sedikit kencang
*****
******
Januari menunggu Lya dikursi kemudi sambil menatap gadis itu yang masih berpelukan dengan Jenny dari balik kaca mobilnya.
Cuaca malam ini sedikit gerimis membuatnya harus menggunakan mobil untuk mengantarkan Lya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Friendzone!
أدب المراهقينDON'T COPPY MY STORY!! [SLOW UPDATE & REVISI BERLANGSUNG] Januari Gefana dan Julya Karina adalah teman semasa kecil karena kedua orangtuanya yang dari awal saling bersahabat. Januari memiliki masalah kelam saat remaja karena pergaulannya. Itu semua...