TFZ | 20

595 47 0
                                    

POV Julya ;
Setelah turun dari taksi gue berjalan memasuki area sekolah. Ketika gue berjalan disepanjang koridor banyak banget siswa siswi yang berbisik kearah gue.

Eh, tapi gue liat liat lagi beberapa dari mereka mandang ke samping gue. Karena merasa bingung sebenarnya siapa yang mereka maksud gue langsung menoleh ke samping.

Gue sedikit melebarkan mata ketika mendapati Serena dengan temannya Carla disebelahnya. Serena kelihatan terus menunduk sedangkan Carla disampingnya terlihat sedang menenangkan.

Pandangan gue kembali ke arah semua siswi disana yang memang benar, mereka sedang berbisik ke arah Serena dan Carla. Bukan ke arah gue, yah mungkin karena jarak mereka sama gue beda dikit.

Jadi pertanyaannya apa yang membuat sekolah ini ramai sekali. Ini masih pagi untuk membuat keadaan menjadi gempar.

Gue memilih terus berjalan disepanjang koridor menghindar tanpa mau terus bertanya-tanya apa yang sebenarnya  terjadi.

Langkah gue terhenti ketika jalan didepan gue tertutup rapat oleh semua murid yang lagi memperhatikan sesuatu. Tapi ini bener-bener ramai sampai gue bingung harus lewat mana.

Gue memilih merapat untuk melihat apa yang membuat mereka sangat heboh. Gue berdesakan untuk bisa melihat sesuatu yang tertempel di Mading.

Gue hampir terjepit tapi ketika gue udah sampai tepat didepan Mading gue merasa semua orang malah menyingkir seolah-olah ngasih gue kesempatan untuk melihat.

Detik itu pun gue ngerasa hati gue mencelos setelah melihat foto-foto yang terpasang disana.

Mata gue hampir berkaca kaca tapi di saat yang sama gue juga pengen katawa sekeras kerasnya. Lelucon macam apa ini?

Apa ini yang disebut definisi bodoh yang sesungguhnya?

Ketika gue merasa terbang oleh seseorang dan dimalam yang sama dia juga mempermainkan gue.

Gue kembali ditampar kenyataan.

Enggak ada yang mainin Lo. Lo sendiri yang terlalu bodoh.

"Maksud lo semua apa?!!" Gue berteriak dengan dada gue yang bergemuruh ke semua orang.

Mereka semua terlihat santai. Membuat gue muak.

Gue dengan cepat menarik kasar kertas dari Mading. "Banci banget ya Lo semua, pake nempel nempel kayak gini." Gue mengangkat tinggi kertas ditangan gue dengan berani.

Ditengah suasana yang memanas, netra gue terus mencari sosok Serena yang tadi berjalan di koridor. Tapi gue udah nggak bisa nemuin keberadaannya lagi.

Serena kelihatan kayak bukan cewek sok berkuasa sekarang. Dan gue benci itu.

Gue berlari membelah kerumuman. Gue terus berlari hingga langkah gue terhenti didepan suatu kelas.

"Nyari siapa?" Tanya salah satu siswa didepan pintu ketika melihat gue.

"Januari" ucap gue tegas.

Gue nggak bisa basa basi sekarang.

Siswa itu kelihatan terkejut ketika mendengar nada suara gue yang serius.

"Oh, orangnya gada didalem." Balasnya

"Kemana?" Tanya gue terdengar menuntut

"Baru aja keluar sam--"

Gue langsung pergi tanpa banyak berkata lagi. Gue bener bener butuh ketemu Januari saat ini.

Saat gue berlarian disepanjang koridor, saat itu pula dengan kencang gue menabrak bahu seseorang ketika berbelok.

Terjebak Friendzone! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang