________________________________
Lya berjalan disepanjang koridor dengan cepat, kalau kalau Januari mengejarnya karena mengetahui gelagatnya yang aneh. Tapi Lya berharap laki laki itu tak menyadarinya.
"Januari mana?"
Pertanyaan itu terlontar disampingnya membuat Lya menghentikan langkahnya dan menoleh.
Serena, gadis itu masih menatapnya menunggu jawaban.
"Bentar lagi juga datang." Balas Lya seadanya dan kembali melanjutkan langkahnya.
"Ehh, tunggu!"
Lya kembali menghentikan langkahnya, Serena pun berjalan mendekatinya.
"Lo siapanya Januari?" Tanya Serena to the point
Lya menunjuk dirinya sendiri, lantas Serena menganggukan kepalanya.
Mata Lya beralih dari wajah Serena kebalik tubuhnya. "Tanya langsung aja sama orangnya." Balas Lya dan berbalik meninggalkan Serena begitu saja.
Serena pun menoleh kebelakangnya dan mendapati Januari yang sedang berjalan ke arahnya.
"Hei!" Sapa Serena sambil menampilkan senyum diwajah putihnya. Maklum bule dari Amrik.
"Hei!" Balas Januari canggung sambil berusaha membalas senyuman gadis itu.
"Mmm, ke kelas?" Tunjuk Serena pada kelasnya dengan masen masen.
Januari mengangguk, keduanya pun berjalan memasuki kelasnya.
Sedangkan Lya, gadis itu kini dengan malas menduduki kursinya yang sudah terdapat Alin disebelahnya.
Alin memperhatikan Lya yang sedang menaruh wajahnya diatas meja.
"Ada masalah?" Lontar Alin reflek Lya menoleh kearahnya dan mengangguk.
"Kamu bisa cerita kok sama aku" saran Alin
Lya menegakkan tubuhnya "Masalahnya simple sih. Gue aja nggak ngerti masalah apa yang lagi gue hadapin."
Jujur saja Lya tak mengerti permasalahan apa yang dihadapinya saat ini. Bukankah ia memang tak memiliki masalah, tapi kenapa ia merasa memiliki masalah setelah mendengar pengakuan Januari tadi dimobil.
Tapi apa masalahnya? Itu yang jadi pertanyaannya.
Apakah yang jadi masalah karena ia merasa terganggu dengan hubungan yang Januari miliki bersama Serena. Entahlah
"Sesimple apa sih, sampai kamu sendiri nggak yakin?" Balas Alin bingung.
Simple itu ya simple. Tapi kalo nggak tahu permasalahan simple apa yang dihadapi, bukan simple namanya. Ngerti nggak?
Lya tampak berpiki namun gagal "ah, udahlah nggak usah bahas masalah itu bikin gue tambah pusing." Cerocos Lya
"Tapi kok gue ngerasa aneh ya, sama diri gue sendiri?" Tanya Lya pada dirinya sendiri.
Alin hanya mendengarkan tanpa berniat menjawab. Biarkan lah Lya bertanya tanya dengan dirinya sendiri mengenai masalah apa yang ia hadapi saat ini.
"Lin, Lo pernah nggak punya rasa yang lebih ke temen Lo sendiri?" Tanya Lya
"Rasa apa?" Jawab Alin polos
Lya menepok jidatnya "ih, rasa. Kayak rasa strawberry, jeruk, pahit, manis. Asem. Pokoknya rasa apa aja deh. Pernah nggak?" Jelas Lya dengan ngaco
Alin yang semakin bingung memilih menggelengkan kepalanya saja.
"Ck, kayaknya ini bukan masalah simple, tapi rumit." Terang Lya
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Friendzone!
Teen FictionDON'T COPPY MY STORY!! [SLOW UPDATE & REVISI BERLANGSUNG] Januari Gefana dan Julya Karina adalah teman semasa kecil karena kedua orangtuanya yang dari awal saling bersahabat. Januari memiliki masalah kelam saat remaja karena pergaulannya. Itu semua...