_________________________________Januari menunggu tepat di depan pintu kelas Lya, menunggu gadis itu keluar. Ia memilih menyenderkan punggungnya ke tembok sambil mencoba terus menunggu. Padahal teman temannya yang lain sudah keluar, tapi kenapa gadis itu masih betah duduk dikursinya dengan teman disebelahnya.
Ingin Januari masuk, namun bukan hanya tersisa dua orang saja di dalam sana. Masih ada beberapa siswa yang juga belum keluar.
Januari mengecek ponsel untuk melihat apa pesan yang ia kirim beberapa menit lalu sudah dibaca oleh gadis itu. Namun ceklis abu abu belum juga menjadi biru.
Mematikan ponsel ia menutupkan matanya sebentar.
Januari segera membuka matanya kala mendengar suara pembincangan yang ia kenali. Benar saja ia mendapati Lya tertawa dengan bersama seorang gadis disebelahnya.
Dengan pelan Januari menarik sikut Lya dari belakang. Membuat gadis itu tersentak kaget dan menoleh kearahnya.
"Jan?" Lya mengerutkan kening menatap Alin disebelahnya lalu kembali pada Januari.
Januari teringat saat melihat gadis disebelah Lya. Dia gadis yang sudah memberikannya uang waktu itu dalam artian membayar utang yang bahkan Januari tak merasa dihutangkan oleh siapa pun.
Pandangannya kembali pada Lya "Ayo balik." Januari menarik lengan baju Lya menyeretnya.
Lya segera memberontak dan melepaskan cekalan Januari.
"Nggak usah tarik tarik, Jan. Bisa kan?!" Ketus Lya
Lya kembali menoleh kebelakang, melihat kearah Alin yang masih diam didepan pintu kelas menatap kearahnya dan Januari dengan pandangan bingung.
"Gue mau pulang sama Alin." Tolak Lya dan kembali berjalan kearah Alin.
Januari kembali menahan Lya dengan sekali tarikan dilengannya.
"Apa lagi Jan?" Lya menatap Januari kesal
"Kita pulang bareng."
"Enggak. Gue nggak mau!" Sinis Lya dan melepaskan cekalan Januari.
"Ck," Januari berdecak heran. Kenapa gadis itu sangat susah untuk diatur?
"Ly," panggil Januari menatap punggung Lya yang berjalan menjauh.
Alin tersentak dari lamunannya saat Lya sudah berdiri dihadapannya kembali, ia menatap kebelakang Lya untuk melihat Januari yang masih setia berdiri disana. Ia berdiri tak nyaman. "Lya, kamu pulang duluan aja, soalnya aku ada panggilan dari Bu bella. Nggak apa apakan?" Lontar Alin
Lya melebarkan matanya sambil menggelengkan kepala "nggak bisa gitu dong, Lin. Lo tadi nggak bilang sama gue ada acara. Kenapa jadi mendadak? Pokoknya kita pulang bareng." Tegas Lya
Lya kembali menoleh kebelakang. Benar saja disana Januari masih bediri menunggunya. Huhhh menyebalkan
Ia tak ingin pulang bersama dengan Januari titik, karena ia sedang tidak ada mood untuk berdebat dengan kekasih dari Januari itu. Dan bisa-bisa ia akan menjadi nyamuk seperti dihari hari sebumnya saat pulang dengan Januari.
Lagi pula Januari membawa motor. Dan itu menambah keinginannya untuk tidak akan pulang dengan Januari.
"Maaf, aku baru ke inget sekarang." Balas Alin dengan rasa bersalahnya.
Lya menghela nafas panjang sebelum mengangguk dan berbalik. Tidak bisa memaksa
Januari tersenyum kala Lya berjalan mendekatinya. Namun berubah menjadi datar saat gadis itu melewatinya begitu saja. Apa-apaan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Friendzone!
JugendliteraturDON'T COPPY MY STORY!! [SLOW UPDATE & REVISI BERLANGSUNG] Januari Gefana dan Julya Karina adalah teman semasa kecil karena kedua orangtuanya yang dari awal saling bersahabat. Januari memiliki masalah kelam saat remaja karena pergaulannya. Itu semua...