Epilog

3.6K 257 87
                                    

Mendung menyertai pemakaman dua orang yang saling mencintai. Dibaringkan bersisian dalam tidur abadi, merajut cinta sekali lagi di surga nanti.

Pekat yang semakin gelap di langit membuat beberapa pelayat yang tadi mengiring mulai hilang satu persatu menyisakan beberapa yang bertahan.

"Berhenti menangis, keparat. Air matamu tak ada gunanya sama sekali." New mendesis mengejek pria angkuh di sampingnya yang menyembunyikan mata sembab di balik kaca mata hitamnya.

"Hidup kita terlalu katastropik. Penuh liku tapi nggak ada akhir bahagia." Tay menatap dua nisan bersisian milik Ohm dan Nanon yang ukirannya sama persis.

Pria manis yang diajak bicara membenarkan dalam hati. Menimang bayi usia hari yang ia bawa mengantar kepergian ibunya. Bayi malang yang harus terlahir tanpa kedua kaki. Bahkan bibirnya sumbing di sisi kiri. Itulah alasang sang dokter menyebut bayinya terlahir selamat, tanpa kata sehat.

"Lalu istrimu, bagaimana?"

Tay menggeleng. "Biar hukum yang bicara. Aku nggak akan melindunginya."

"Dan anak ini?"

"Hah? Anak siapa? Anak kita New? Hahaha.. aku cinta sama kamu, New.. hiks aku..."

Sekali lagi New menangis. Menyaksikan bagaimana Tay semakin kehilangan mental karena dihantam kenyataan. Mungkin kalau beberapa waktu lagi tak juga ada perubahan, New akan mengantar si lelaki ke psikiater atau rumah sakit jiwa sekalian.






....







Pluem Purim, berdiri di bawah pohon. Menyaksikan pemakaman keponakan kesayangannya dalam tangis diam. Juga drama murahan yang kakaknya lakukan dengan lelaki bejat yang teramat dibencinya.

"Pluem.." seseorang mendekat, berdiri di sebelahnya.

"Gue ikut bela sungkawa ya. Nggak nyangka Nanon akan berkhir begini."

Senyum terpaksa dipajang oleh Pluem. Menyakitkan. "Thanks, Nan. Dari awal ini semua salah gue. Kalau gue nggak nyuruh lo nemuin Nanon nawarin pekerjaan dan ngumpanin dia ke Tay Tawan, semua nggak akan terjadi."

Dan Nani hanya diam. Bingung harus bereaksi bagaimana.






....







Flashback

Pluem hari itu berniat kembali ke kampung halaman setelah menengok Nanon, si keponakan di kos sederhananya. Namun dalam perjalanan ia ingat ada salah satu teman yang bekerja di daerah sana juga, makanya Pluem berniat datang sekedar menyapa.

Namanya Nani, bekerja di Aftermath, sebuah club yang tak hanya berisi pemabuk saja tapi juga jalang di mana-mana.

Dan di sanalah Pluem melihat Tay, lelaki yang sudah membuat dendamnya mengakar dalam hati. Lelaki yang sudah menghamili kakaknya dan meninggalkan mereka dalam kesusahan sampai ibunya meninggal.

"Bagaimanapun Nanon berhak kenal Ayahnya. Apalagi kalau bisa balas dendam sekaligus mengancurkannya."








FIN

Vote comment ya 🥺

Sorry for typo and thank you 😉

Sampai jumpa di book selanjutnya 😊

CATASTROPHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang