Bagian 4 : Terjebak

1.9K 350 24
                                    

Lelaki jangkung itu melepas jaket yang dia kenakan, lalu memakaikannya pada kepala Junkyu. Tanpa pikir panjang, Haruto menarik tangan Junkyu untuk segera keluar dari minimarket tersebut. Dia menyeret Junkyu dengan sembarangan ketika melihat beberapa wartawan mulai berdatangan dan mencoba mendekati keduanya. Tanpa peduli apa pun, Haruto membawa Junkyu untuk berlari lebih cepat. Mereka harus segera menghindar dari kerumunan wartawan yang haus bahan gossip itu.

"Ramyeon-nya bagaimana?"

Haruto menghembuskan napasnya dengan sedikit kesal. Di saat seperti, lelaki yang ada di sebelahnya masih bisa mengkhawatirkan hal lain yang bahkan sama sekali kurang penting. Ya, makan memang penting. Tapi apa tidak lebih penting untuk pergi saat ini juga? Dia masih bisa menahan rasa laparnya.

"Haruto-ssi!" Junkyu berhenti. Dia melepaskan genggaman tangan Haruto dengan kuat. "Kita sudah beli ram—"

Sebelum Junkyu berhasil mengeluarkan suaranya, Haruto kembali menarik tangannya.

"Nanti saja protesnya. Sekarang kita harus pergi sebelum mereka menangkap basah kita berdua."

Mata Haruto membesar ketika dia mendengar suara kaki yang berlari. Dia harus menyelamatkan keduanya. Dia segera berjongkok di depan Junkyu.

"Naik."

Junkyu yang terlihat kebingungan hanya diam. Melihat tak ada beban yang naik ke punggungnya, dengan asal dia memundurkan dirinya sehingga membuat Junkyu terhuyung dan naik ke punggungnya.

"YA! Kau pikir aku karung beras apa? Asal gendong saja!"

"Kau lama sekali larinya, makanya aku gendong."

Kedua mata Junkyu mendelik. Sebelum berhasil mengeluarkan pertanyaan, Haruto benar-benar membawanya sambil berlari menyusuri gang-gang kecil. Jujur saja, hal ini mengingatkannya pada kala pertama kali mereka bertemu. Mereka juga terlibat dalam aksi kejar-kejaran. Bedanya waktu itu dengan sasaeng, saat ini dengan wartawan.

"Kau makan apa semalam? Kau lebih berat dari anak anjing manajerku."

Dengan kesal, Junkyu menjambak rambut pendek Haruto. "Aku ini manusia! Tentu saja lebih berat. Lagipula siapa juga yang meminta gendong."

"Apa gunanya kaki panjang kalau lari saja tidak bisa cepat."

Mendengar Haruto mengatainya membuat Junkyu sebal sambil mengerucutkan bibirnya. "KAU MENGEJEKKU?"

"Diam dulu. Kakiku mau lepas."

Junkyu menuruti perkataan Haruto. Tapi memang benar, Junkyu yang gemar jogging tidak menunjukkan bahwa dia pelari yang cepat. Dia terbiasa menikmati pemandangan dan cuaca pagi selama melakukan olahraga itu. Sebenarnya Junkyu sedikit kasihan melihat Haruto yang tampak lelah, tapi pikirannya mengatakan kapan lagi dia bisa dapat kesempatan digendong aktor terkenal. Sesekali, Junkyu melihat ke belakang. Mengecek keberadaan wartawan yang bisa saja mereka temui di mana saja.

"Itu dia!"

Mendengar itu membuat keduanya panik. Mau tidak mau, Haruto mempercepat laju larinya.

"Haruto cepat! Astaga! Kaki mereka banyak sekali."

"Apa kau tidak lihat aku sedang berlari?"

SCREEN [Harukyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang