"Hyung! Kau menyukai anggota BLUE itu?"
Julian, nama panggung salah satu anggota MAXX dengan rambut merah muda menyala itu bertanya ketika dia baru saja melihat Eunho dan dua anggota lainnya tiba di ruang latihan mereka. Dia sempat dikejutkan ketika melihat Eunho yang terburu-buru pergi membeli minuman hanya untuk menyapa penghuni baru di lantai atas.
Diberi pertanyaan seperti, tentu saja Eunho mengangguk. "Hanya saja, aku merasa ada sesuatu yang tidak beres." Jawab Eunho. "Kau tahu itu."
Anggota lain dengan rambut kuning neon yang tadi sempat membantu Eunho membatu di depan pintu. "Hah? Kau pikir, mereka berdua adalah pasangan penutup kasus?"
Eunho menggeleng. "Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Yang jelas, jika memang mereka berkencan, aku akan mundur, kalau hanya pasangan bohongan, aku akan mencoba bicara dengannya. Aku masih ada kesempatan kan?"
"Whoo~ What a gentleman, Eunho hyung! Kau pasti sangat naksir Junkyu-nim."
Eunho hanya tersipu, dia kembali memikirkan bahwa dia harus memastikan semuanya sebelum bertindak lebih jauh. Dia tidak mau merusak hubungan siapapun. Jika memang benar adanya mengenai hubungan itu, dia hanya akan peduli sebagai sunbae-hoobae saja. Tidak lebih.
~
"Kau tahu tidak ini jam berapa?"
Lelaki jangkung yang saat ini tengah memakai bathrobe cream itu menuang air dingin ke dalam gelas. Kakinya yang dibalut dengan sandal rumahan itu membawanya pergi menuju sofa berbahan suede yang ada di ruang tengah.
"Aku tidak percaya hal pertama yang kudengar dari pacarku adalah omelan seperti ini."
Dia mencoba menyesap minumannya perlahan. Padahal sedang minum air dingin biasa, tetapi berlagak seperti sedang minum kopi, teh atau minuman panas lainnya. Dia sedikit tertawa ketika mendengar dengusan sebal dari telepon.
"Karina bilang kau terlalu mendalami peranmu. Biar kuingatkan ya kita ini cuma umpan orang besar untuk menutup kasus yang bahkan kita tidak tahu apa. Tidak usah berlagak seperti kita benar-benar berpacaran. Bahkan sampai menanyakan kabarku di tengah malam begini. Lagipula aku sudah membalas pesanmu. Kau juga tahu kalau aku baru saja sampai di rumah."
Haruto tersenyum ketika dia bisa mendengar jawaban panjang Junkyu yang diselingi beberapa jeritan kecil. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, namun bisa dipastikan itu hanya karena Junkyu saja yang berlebihan. Saat ini, suara itu telah digantikan dengan suara Junkyu yang berbicara dengan mulut penuh makanan.
"Aku hanya menelponmu. Memangnya tidak boleh? Ini tidak seperti kau punya pacar sungguhan."
"Apapun alasannya aku malas mendengarnya."
Kunyahan Junkyu kembali tengah. Sepertinya lelaki manis itu tak kunjung berhenti. "Sedang makan apa? Bukannya kau harus diet?"
Bukannya menjawab, dia malah melontarkan pertanyaan lain.
"Diet? Kau pikir aku tidak butuh makan setelah menghabiskan berjam-jam bekerja? Aku sedang makan kue kering."
Haruto tertawa, Junkyu yang mengomel seperti ini adalah salah satu Junkyu termanis yang bisa dia bayangkan. Ya, kalian tidak salah baca. Entah sejak kapan, kamus Haruto meng-upgrade kata mengomel memiliki arti yang manis.
"Sudah makan malam? Kalau belum, mau aku belikan?"
Lagi-lagi, Haruto bisa mendengar Junkyu mendengus kasar. "Apa memang peranmu menjadi seorang penggoda seperti ini? Kalau saja aku bukan Junkyu, pasti aku sudah tergila-gila denganmu. Oh ya soal makan malam, aku sudah membelinya. Aku beli ayam goreng, aku mau makan bersama Junghwan dan Jeongwoo."
KAMU SEDANG MEMBACA
SCREEN [Harukyu]
FanfictionWatanabe Haruto, salah seorang aktor senior yang terpaksa mengikuti keinginan agensi untuk menutupi skandal yang tengah terjadi. Hingga dia tidak menyangka bahwa hal tersebut melibatkan seorang idol yang sama sekali tidak dia kenal. Dengan adanya hu...