1

1.2K 98 7
                                    

Bruaaakkkkk....

"Dasar wanita jalang!! Bisa-bisanya dia masuk ke dalam kamarku.." Umpat lelaki dewasa bersurai perak setelah membanting pintu kamarnya.

Sementara itu, diluar pintu terdengar seorang gadis merintih kesakitan sembari memegangi lengan atasnya. Cengkraman lelaki itu terasa sangat erat dan kasar. Entah bagaimana bisa dia berperilaku seburuk itu pada asisten rumah tangganya. Apalagi gadis itu baru saja bekerja di rumahnya dan belum paham betul dengan seluk beluk rumah majikannya tersebut.

Gadis itu bernama Hinata. Baru saja ia mengawali pekerjaannya sebagai asisten rumah tangga di rumah seorang konglomerat terkenal di kotanya itu, ia sudah mendapatkan perlakuan kasar dari salah seorang majikannya.

"Kau tidak apa-apa? Hinata?" Seorang rekannya menghampiri dengan tergesa-gesa. Wajahnya terlihat sangat oriental disertai 2 cepol rambut kanan kiri yang menjadi ciri khasnya.

"Emm.. Tidak apa-apa. " Jawab hinata sambil memegangi lengan kirinya yang masih terasa sakit akibat cengkraman majikannya tadi.

"Lenganmu kenapa? Aku dengar tuan muda sepertinya berteriak mengusirmu. Apa yang baru saja kau lakukan?" Gadis itu masih saja menanyai hinata dengan wajah shock-nya.

"Maaf Ten-Ten, nanti saja aku ceritakan, Aku harus ke belakang." Ucap hinata yang langsung pergi meninggalkan rekannya itu.

Tampaknya ia pergi ke toilet asisten. Ia mulai membuka kancing lengan bajunya dan menariknya keatas. Sehingga nampak sebuah luka memar yang terlihat seperti bekas cengkeraman tangan.

"Aduh bagaimana ini.." Gumamnya setengah meringis. Saat itu yang ada di pikiran hinata bukanlah rasa sakit yang ada di lengannya. Tapi bagaimana cara menyembunyikan bekas memar itu agar sang kakak tidak mengetahuinya ketika dia pulang nanti.

Bahkan kulit hinata yang begitu putih membuat bekas memar itu sangat kontras dan terlihat begitu jelas.

Dan disaat ia masih kebingungan, tiba-tiba pintu toilet itu diketuk oleh seseorang.

"Hinata? Kau sedang apa? Sebentar lagi ada tamu. Cepat selesaikan pekerjaannu. Ten-ten dan karin kuwalahan membersihkan ruang utama." Teriak seorang wanita yang rupanya ia adalah seorang kepala pembantu di rumah itu.

"Emm.. Baik. Aku segera keluar" Hinata langsung kembali merapikan bajunya dan keluar dengan tergesa-gesa menuju ruang utama.

Rumah majikannya itu memang sangat besar. Selain memiliki 3 lantai dan 1 lantai basement. Rumah itu juga sangat luas dan banyak di hiasi oleh aksesoris mahal nan artistik. Bahkan banyak ruangan-ruangan yang berukuran besar seperti aula pertemuan, ruang kerja pribadi, dan ruang utama. Sehingga membersihkannya pun tidak mudah dan butuh banyak orang.

Maka dari itu di dalam rumah tersebut terdapat banyak pekerja yang memiliki bagiannya masing-masing. Ada yang bekerja pada bagian kebun dan taman. Ada yang bertugas pada bagian ruangan inti, serta ada juga pekerja lain yang bertanggung jawab di bagian dapur untuk memasak dan bagian laundry.

Sedangkan kepala pembantu di rumah itu bernama Anko. Ia telah lama bekerja pada keluarga Senju sehingga ia mendapatkan kepercayaan sebagai penanggung jawab para asisten rumah tangga di rumah tersebut.

"Ini hari pertamamu bekerja disini. Kalau kau masih ingin terus bekerja, patuhi aturan dan jangan buat dirimu berada dalam masalah!" Ucap anko dengan sangat tegas di hadapan hinata yang menundukkan pandangannya.

"Baik, senior" Jawab hinata.
Hinata pun tanpa basa basi melanjutkan pekerjaannya. Ia kembali naik ke lantai 2 karena rekannya telah membagi tugas pada hinata untuk membersihkan bagian tersebut.

TOBIHINA - PERNIKAHAN, BALAS DENDAM DAN PENGORBANAN.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang