"Kenapa terburu-buru sekali kalau tobirama saja tak ikut?" Hinata menggerutu pada minato.
Keduanya menaiki mobil sedan milik perusahaan tobirama. Minato yang menyetir dan hinata duduk di sampingnya. Sementara itu, di sepanjang jalan hinata membuang muka karena merasa jengkel saat mengetahui tobirama tak ikut saat itu.
"Maaf nona. Direktur sedang ada pertemuan di kantor. Sebagai gantinya, aku yang akan menemanimu ke butik." Jawab minato dengan raut wajah ramahnya seperti biasa.
Namun, sayang hinata tak berselera menanggapi lelaki itu. Ia tetap melihat keluar jendela mengamati jalanan yang ia lewati sambil memendam rasa kesal di hatinya.
Bahkan sampai mereka tiba di butik. Tak ada percakapan lagi selain hanya diam dengan pikirannya masing-masing.
"Mari, nona. Direktur sudah reservasi tempat ini untukmu. Jadi, kau bisa dengan bebas memilih gaun kesukaanmu" Ucap minato sembari menarik hand rem dan mematikan mesin mobilnya.
Hinata masih belum menanggapi. Keduanya kemudian turun dari mobil . Lalu berjalan beriringan menuju ke dalam butik.
"Waaahhhh... Menakjubkan" Puji hinata setelah memasuki tempat itu.
Seketika matanya terpana. Di manjakan oleh pemandangan gaun-gaun nan indah yang tertata rapi di kenakan oleh setiap manekin yang ada di sana.
Showroom butik yang tanpa sekat membuat kesan begitu luas saat berada di dalamnya. Sehingga membuat hinata dengan leluasa melihat lebih dekat satu persatu gaun yang ada disana.
"Selamat siang. Wah, hinata. Tak ku sangka kita akan bertemu lagi" Tiba-tiba seorang perempuan keluar dari sebuah ruangan menghampiri hinata.
Suara yang tak asing bagi gadis itu. Hinata kemudian menengok ke belakang dan ekspresi wajahnya seketika berubah saat mengetahui siapa yang memanggilnya.
"K-kau?" Hinata terheran-heran. Wanita itu semakin mendekat kemudian menjulurkan tangan kanannya. "Selamat ya. Aku ikut senang saat mengetahui kau akan menikah" Katanya.
Hinata akhirnya bersalaman dengan wanita itu dan tersenyum kecil padanya. Terlihat seperti senyuman palsu yang terpaksa ia lakukan untuk menutupi perasaan tidak nyamannya.
"Ahh iya. Tadi pagi calon suamimu menelepon ku. Dia memesan butik ini selama kau datang dan memilih gaun mu. Jadi, ayo! Ku tunjukkan koleksi terbaikku." Ajak wanita itu yang dengan santainya menggandeng tangan hinata.
Meski begitu, hinata tetap terlihat kurang nyaman. Rasanya aneh ketika berada dekat dengan wanita yang pernah menyukai satu lelaki yang sama dengan hinata.
Ya, wanita itu adalah mia. Siapa sangka wanita penggoda itu adalah pemilik sebuah butik ternama di konoha? Dan bagaimana bisa tobirama memintanya membeli gaun di tempat wanita itu? Apakah keduanya saling mengenal? Entahlah. Untuk saat ini, Hinata hanya bisa menyimpan segudang pertanyaan dalam kepalanya sendiri.
"Lihatlah! Ini koleksi terbaruku. Ku rasa ukurannya sangat cocok untukmu. Kau bisa mencobanya kalau kau mau" Kata mia.
Hinata mengamatinya. Memang bagus, namun entah kenapa ia merasa tak begitu senang jika mia yang memberikan pilihan. Ia tak mempercayai wanita itu. Wanita pembohong yang licik seperti mia bisa saja memanipulasi niat buruknya agar terlihat seperti orang pada umumnya.
"Sepertinya aku lebih suka yang ini." Jawab hinata sambil menyentuh gaun lainnya.
Mia kemudian menghampiri dan berkata "Oh... Kau suka gaun yang tertutup, ya? Baiklah. Kau boleh mencobanya."
Mia kemudian membuka resleting punggung gaun tersebut dan melepaskannya dari manekin. Ia membawa gaun tersebut ke ruang ganti bersama dengan hinata dan dua orang karyawan butiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOBIHINA - PERNIKAHAN, BALAS DENDAM DAN PENGORBANAN.
RomanceKetika dua insan terjebak dalam sebuah pernikahan yang hanya di dasari oleh kepentingan masing-masing pihak. Hari-harinya selalu di penuhi dengan sandiwara dan perjuangan agar mampu membiasakan diri seatap dengan orang yang sama sekali tidak keduany...