"Kumohon! Berikan padaku! Aku tak punya masalah dengan kalian." Hinata memelas kepada beberapa rekannya yang merampas kunci lokernya.
"Kau pikir semudah itu?. Ambil ini! Hahaha" Seorang asisten bernama karin mempermainkan hinata dengan melempar kunci lokernya ke arah rekannya yg lain.
4 orang itu tertawa dengan lepas. Sedangkan hinata terus mencoba untuk meraihnya. Tapi mereka tetap melemparnya satu sama lain.
"Hey, apa-apaan kalian ini? Berikan kunci itu pada hinata!" Dengan suara lantang tenten meneriaki keempat asisten yang sedang mengerjai hinata.
Seketika karin dan ketiga temannya terdiam. Mereka panik melihat tenten yang datang menghampiri mereka.
Tenten tersenyum miring, "Empat lawan satu? Pengecut sekali! Selama ada aku disini. Tidak akan ada yang bisa melukai hinata" Gertak tenten pada karin dan teman-temannya
"Cih.. Sok pahlawan sekali! Ayo teman-teman! Kita pergi." Balas karin sambil melempar kunci tersebut. Mereka berempat akhirnya pergi meninggalkan hinata dan tenten.
Hinata kemudian tersenyum kepada tenten sebagai tanda terimakasih karena sahabatnya itu telah menyelamatkannya.
Tepat di hari itu, terhitung sudah 5 hari semenjak kepergian tobirama dan hinata terus saja mengalami perundungan dari teman-temannya. Mulai dari merampas kunci loker, menarik rambut hinata, bahkan juga menumpahkan bekal makan siangnya. Tak lupa senior anko yang tiba-tiba menjadi sangat arogan pada hinata. Ia tak segan-segan memberikan pekerjaan yang berat pada gadis itu dan memarahinya tanpa alasan yang jelas.
Namun, dibalik itu semua ternyata para asisten termasuk senior anko merasa iri hati pada hinata yang sempat mendapatkan perlakuan istimewa dari tobirama tempo hari.
Meskipun hinata telah berulang kali menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Mereka tak mempercayainya sama sekali. Bahkan senior anko menuduh hinata sebagai wanita penggoda yang berpura-pura menjadi asisten rumah tangga hanya untuk menggoda sang majikan.
Perkataan mereka semua sungguh membuat hinata begitu tertekan belakangan ini. Ia sempat berpikiran untuk menyerah dan mengundurkan diri. Namun, tenten selalu memintanya untuk berfikir 2 kali sehingga membuat hinata sendiri ragu atas keputusannya tersebut
....
Malam harinya, rembulan menampakkan diri seutuhnya. Tak lupa di sekelilingnya bertabur kerlap-kerlip bintang seakan ikut menghiasi langit malam kala itu. Semuanya terlihat begitu jelas sebab tak ada segumpal awanpun yang menghalangi sinar cahaya mereka.
Begitupun di rumah hashirama. Lelaki paruh baya itu duduk bersama istrinya dan juga anak angkat mereka yang bernama Kris. Kris ialah anak laki-laki berusia 4 tahun yang baru saja mereka adopsi dari panti asuhan.
Di ruang tamu itu ketiganya saling bercengkerama sambil menanti kepulangan tobirama.
Dan benar saja, selang beberapa saat terdengar suara gagang pintu di tekan. Lalu, daun pintunya terbuka hingga memunculkan sang adik yang baru pulang dari dinas luar kotanya.
"Adik ipar.. Kau sudah pulang ya?" Sapa mito dengan senyum yang mengembang saat ia melihat tobirama muncul dari balik pintu.
Tapi, Tobirama hanya melirik tanpa menoleh "Iya, aku mau istirahat dulu" Jawabnya.
"Kau jangan tidur dulu! Makan malam akan segera siap, tobirama" Sahut hashirama yang masih terduduk sambil menatap adiknya yang terus berlalu menuju kamarnya.
"Baik" Jawab singkat tobirama tanpa menghentikan langkah kakinya.
Kris yang baru tinggal di rumah itu, seketika bertanya pada ayah dan ibunya. "Ibu, siapa itu?" Tanyanya dengan wajah polos. Kemudian mito menjawabnya bahwa lelaki itu adalah paman kris. Kris hanya tersenyum dan mengangguk pada mito.

KAMU SEDANG MEMBACA
TOBIHINA - PERNIKAHAN, BALAS DENDAM DAN PENGORBANAN.
عاطفيةKetika dua insan terjebak dalam sebuah pernikahan yang hanya di dasari oleh kepentingan masing-masing pihak. Hari-harinya selalu di penuhi dengan sandiwara dan perjuangan agar mampu membiasakan diri seatap dengan orang yang sama sekali tidak keduany...