Hinata masuk ke dalam mobil. Di dalamnya, ada tobirama yang duduk di kursi kemudi dan bersiap untuk menyalakan mesin mobilnya.
"Maaf, menungguku lama" Ucap hinata sambil memasang sabuk pengamannya.
"Tak masalah." Jawab tobirama singkat. Setelah mesin sudah hidup. Pria itu menginjak pedal gasnya dan pergi dari sana berdua dengan hinata.
Malam itu, keduanya pergi untuk menghadiri pesta di sebuah bar ternama di pusat kota. Ashura-san, seorang pengusaha paruh baya yang telah berhasil dengan puluhan bisnis di berbagai sektor. Yang juga senior tobirama, mengundangnya untuk datang ke acara tersebut sebagai salah satu tamu istimewanya.
Di samping tobirama, Hinata terlihat begitu menawan dengan dress manik-manik berwarna violet selutut. Rambut lurusnya ia gerai bebas dengan anting bulat permata di telinganya. Riasannya tak begitu menyala. Sebagai ciri khas seorang hinata yang tak ingin terlalu mencolok apalagi di depan banyak orang.
Namun, meski begitu raut wajah ayu nan berserinya tak berkurang sedikitpun. Hinata tetap cantik bagaimanapun adanya. Dan yang terpenting, pria tampan di sampingnya telah berhasil mencuri pandang ke arah hinata tanpa sepengetahuan wanita itu.
"Apa masih jauh?" Tanya hinata.
"Tidak juga!" Jawab tobirama tanpa menoleh ke arah sang istri. Berpura-pura untuk tak peduli walaupun sebenarnya gejolak dalam dirinya tak tertahan lagi.
Hinata melirik dengan ekor matanya. Tobirama benar-benar fokus dengan kemudinya. Tak ada pujian sama sekali yang keluar dari mulut pria itu. Apakah penampilannya terlalu biasa saja? Atau mulut tobirama saja yang terganjal gengsi untuk sekedar memuji sang istri?
"Kita sampai!" Ucap tobirama sambil menepikan mobilnya ke area parkir.
Mesin di matikan dan tobirama turun terlebih dahulu. Sementara hinata masih merapikan rambutnya dengan mengambil cermin dari dalam clutch yang ia bawa.
Tiba-tiba pintu mobil terbuka "Ayo!" Ucap tobirama yang tanpa hinata sadari membukakan pintu untuknya.
Setengah panik, hinata menutup cermin dan meletakkannya di dashboard mobil. Lalu, turun dan melihat tobirama mengulurkan lengan kekarnya ke arah hunata.
Wanita lugu itu masih tak mengerti. Tobirama lalu memberi isyarat pada hinata agar merangkul lengannya. Ia pun menurutinya dan berjalan bergandengan berdua.
"Begitu saja tak mengerti!" Gumam tobirama mengejek istrinya.
"Bukannya tak mengerti. Kau tak pernah seperti ini sebelumnya. Jadi, aku.." Bantah hinata.
"Memang bodoh!!" Pangkas tobirama ketus.
Hinata tak menyahutinya lagi. Bibirnya manyun saat mendengar umpatan tobirama untuk dirinya. Pria itu masih menyebalkan seperti biasa.
"Akhirnya, kau datang juga!" Sambut seorang pria dengan semburat putih di kepalanya.
"Ashura-san, terimakasih telah mengundangku" Balas tobirama dengan saling berjabat tangan.
"Masuklah! Di dalam sangat meriah" Ucap sang empunya pesta tersebut.
Tobirama hanya mengangguk dan menuntun hinata berjalan menuju kerumunan orang yang sedang menikmati alunan musik yang di putar oleh sang disc jockey.
Hinata tak terbiasa berada di tempat seperti itu. Terlihat bahasa tubuhnya yang merasa kurang nyaman berada di sana. "Jangan menjauh dariku!" Ucap hinata lirih sambil menempel rapat pada lengan tobirama.
Pria itu lalu mengelus tangan hinata. Seakan memberi tanda pada hinata bahwa semua akan baik-baik saja.
Lalu, seorang pelayan pria datang dan meminta kartu undangan yang dibawa oleh tobirama. Ia lalu menunjukkan kartu kecil itu dan pelayan pun memberi tempat khusus bagi keduanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/293222476-288-k25326.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TOBIHINA - PERNIKAHAN, BALAS DENDAM DAN PENGORBANAN.
RomanceKetika dua insan terjebak dalam sebuah pernikahan yang hanya di dasari oleh kepentingan masing-masing pihak. Hari-harinya selalu di penuhi dengan sandiwara dan perjuangan agar mampu membiasakan diri seatap dengan orang yang sama sekali tidak keduany...