5

433 62 2
                                    

Singkat cerita setelah hinata berhenti bekerja di rumah tobirama.
Gadis itu kini mendapatkan pekerjaan sebagai pengajar di tempat penitipan anak milik tetangganya yaitu kurenai. Sebenarnya, kurenai sudah menawari hinata 2 hari sebelum ia memutuskan untuk berhenti. Namun, saat itu hinata belum bisa menyanggupi karena ia masih baru bekerja sebagai asisten rumah tangga.

Dan hari ini tepatnya adalah hari kedua hinata bekerja di sana. Bergelut dengan dunia anak-anak yang mungkin memang cocok dengan pribadinya yang lembut dan penyayang.

"Sensei, kenapa ayah dan ibu belum juga menjemputku?" Tanya kris dengan wajah yang cemberut pada hinata.

Jam sudah menunjukkan pukul 3 dan tinggal lah kris seorang diri bersama hinata di tempat daycare. Hari itu adalah hari kedua dirinya masuk di daycare karena mito dan hashirama harus pergi keluar kota. Namun, meskipun begitu hinata tak menyadari jika kris adalah anak dari mantan majikannya.

"Kris, kan ada sensei disini. Kita tunggu dulu ya. Orang tuamu pasti akan segera menjemputmu" Bujuk hinata agar anak itu tak merajuk.

"Tapi, sensei.. Aku mengantuk." Ucap kris sambil menguap.

"Eh? Benarkah? Tidurlah di pangkuan sensei. Nanti kalau ayah ibumu datang. Sensei akan membangunkanmu" Jawab hinata dengan tulusnya menyuruh kris tidur di pangkuannya.

Kris yang sebelumnya hanya duduk di samping hinata. Seketika merobohkan tubuhnya dan tidur di pangkuan guru daycarenya tersebut. Tak lupa hinata menyanyikan lagu tidur serta mengusap-usap dahi kris hingga anak itu tertidur di pangkuannya.

Meskipun hari sudah sore dan waktunya daycare untuk tutup. Hinata tak bisa begitu saja meninggalkan kris. Lagipula kurenai berpesan padanya untuk menunggunya sebelum pulang. Namun, entah kenapa pemilik daycare itu tak kunjung kembali hingga hari semakin sore.

Sambil menunggu orang tua kris menjemput anaknya, hinata hanya bisa duduk berselonjor dengan menopang kepala anak kecil itu. Sesekali ia melihat wajah kris yang begitu damai dalam tidur pulasnya.

Hingga beberapa saat kemudian, masuklah kurenai sambil membawa makanan untuk hinata. "Eh? Hinata? Ada yang belum di jemput ya?" Tanya kurenai.

"Emm... Iya. Dia sampai tertidur menunggu orang tuanya. Bagaimana ini, kurenai-san?" Balas hinata dengan wajah resahnya.

"Tak apa. Aku akan menelepon orang tuanya. Sebentar" Ucap kurenai sembari berlalu menuju ruang pengajar untuk menghubungi ayah dan ibu kris.

Tak butuh waktu lama kurenai berbicara dengan seseorang di telepon. Entah itu asisten hashirama atau hashirama sendiri, kurenai tampak mengiya-iyakan saja perkataan orang tersebut.

"Bagaimana?" Tanya hinata saat melihat kurenai telah selesai menelepon.

"Tenang saja. Pamannya dalam perjalanan kemari." Jawab kurenai sambil menghampiri hinata.

"Syukurlah." Balas hinata sambil tersenyum lega.

"Oh ya, hinata. Aku tak bisa lama-lama. Asuma memintaku untuk pergi ke apotek dan membelikan obat untuknya. Jadi, ini kuncinya. Nanti kalau anak ini sudah di jemput. Kau pulanglah dan jangan lupa kunci semua ruangan." Perintah kurenai dengan tergesa-gesa saat mengingat suaminya yang sedang sakit.

"Baik, aku mengerti" Tutup hinata.

Sementara kurenai pergi, hinata tiba-tiba di kejutkan oleh dering ponselnya sendiri. Ia merogoh saku bajunya dan melihat sebuah panggilan dari orang yang pernah dekat dengannya saat di bangku SMA.

"Hallo, itachi?" Sapa hinata.

"Ya, ini aku. Aku baru saja tiba di konoha. Apa kita bisa bertemu nanti malam, hinataa?" Ajak lelaki itu dari seberang telepon.

TOBIHINA - PERNIKAHAN, BALAS DENDAM DAN PENGORBANAN.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang