6

358 60 3
                                    

Malam semakin larut dan hinata masih terjebak dalam perjalanannya menuju galeri milik itachi. Hujan rintik-rintik membuat suasana malam makin kelabu. Di tambah lagi saat hinata mengetahui nomor itachi yang tiba-tiba tidak aktif.

Hinata mulai panik. Ia terus mencoba menghubungi itachi dengan raut wajah yang gelisah. Rasa sesal di dalam hatinya menyeruak, kenapa dia tak pergi menemui itachi terlebih dahulu saja. Apalagi saat mengetahui bahwa itachi sempat meneleponnya berulang kali. Membuat hinata semakin merasa bersalah telah mengecewakan lelaki itu.

"Kita sudah sampai, nona" Ucap sang sopir taxi yang memberhentikan mobilnya tepat di depan sebuah galeri lukisan.

Hinata kemudian membayar ongkos pada sang sopir dan turun dari mobil itu. Ia berlari-lari kecil sembari tangannya melindungi kepalanya dari rintik air hujan.

Tibalah hinata di depan pintu galeri, ia sempat mengintip untuk melihat apakah ada itachi didalam. Namun, terlihat sangat sepi dengan lampu yang masih menyala terang.

Ia kemudian memberanikan diri untuk masuk dan benar saja, pintunya tidak terkunci. Hinata berjalan menyusuri beberapa pajangan lukisan indah ciptaan lelaki pujaan hatinya itu. Dengan rasa kagum ia membelai beberapa torehan karya seni itu dengan jari lentiknya.

Kakinya terus melangkah. Matanya begitu dimanjakan dengan lukisan-lukisan yang berderet di hadapannya. Membuat hinata semakin rindu untuk segera bertemu dengan sang pencipta karya seni itu.

Dan pada langkah kaki yang kesekian kalinya, dia dibuat terkejut saat melihat itachi dengan sosok wanita di sudut ruangan sedang bercumbu mesra.

Keduanya berhadapan saling berciuman. Hinata yang melihat pemandangan itu seketika terdiam dan tak sengaja menjatuhkan gantungan kunci yang baru saja ia ambil dari tobirama.

Pasangan dua sejoli itu pun terkejut saat mendengar ada suara benda jatuh di dekatnya. Mereka kemudian menghentikan peraduan lidahnya. Keduanya menatap ke arah hinata yang diam mematung menatap mereka.

"Hinata? Kau?.. Kenapa tiba-tiba disini?" Tanya itachi dengan gugup pada hinata. Ia hendak menghampiri hinata. Namun, wanita yang bersamanya itu menghentikannya.

"Itachi-kun.. Siapa dia?" Tanya wanita itu dengan raut wajah curiga.

Itachi pun menjawab, "Ah.. Ya.. Kenalkan dia hinata. Adik kelas ku waktu SMA dulu."

Sementara itu, hinata hanya bisa terdiam sambil menahan gejolak perasaan yang ada di dalam hatinya kala itu.

"Emm, hinata. Kenalkan, ini Mia. Tunanganku." Tambah itachi sembari menghampiri hinata dengan menggandeng wanita yang ternyata adalah kekasih hatinya.

Belum sempat berkata-kata. Hinata dibuat semakin hancur saat mendengar bahwa wanita itu adalah tunangan itachi. Dengan sekuat tenaga, ia mencoba menyembunyikan kekecewaannya dan mulai membuka mulutnya untuk berbicara.

"Emm....iyaa.. Anu.. Maafkan aku. Aku tak bermaksud memergoki kalian. Aku hanya... " Hinata mencoba beralibi, namun itachi dengan tegas memangkas pembicaraannya.

"Tak apa. Aku memang memintamu datang kemari. Oh iya. Ini untukmu" Pungkasnya sambil menunjukkan sebuah kartu undangan.

"Datanglah di acara pertunangan kami." Imbuh Mia dengan senyum pamernya seakan mengejek hinata di balik perkatannya.

Dengan tangan yang gemetar. Hinata menerima kartu undangan tersebut dan menelitinya. Disana tertulis sepasang nama "Itachi & Mia". Tanpa ia sadari, matanya mulai berkaca-kaca. Ia mencoba tersenyum dan berkata "Ohh.. Iya.. Baiklah.. Aku pasti akan datang. Kalau begitu, aku pergi dulu." Hinata kemudian mengais gantungan kunci yang sempat ia jatuhkan dan pergi dari sana begitu saja.

TOBIHINA - PERNIKAHAN, BALAS DENDAM DAN PENGORBANAN.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang