16. f i r s t t r y

11 3 0
                                    

A month later...

Everything is back just like how it's supposed to be. Yoora tak lagi dibayangi oleh mantan brengseknya yang kini entah sedang apa dengan wanita simpanannya. 

"Tteokbokki?" tawarku pada Yoora. Aku menawarkan se-cup tteok yang sedang kulahap. Iya, sejak putusnya Yoora, kami jadi lebih sering mencari makanan bersama. Awalnya sih, hanya sebagai sarana penghilang rasa sedih, namun lama-lama itu menjadi rutinitas.

"Enggak, ah. Aku lagi pengen yang manis-manis," ucap Yoora. Ia kembali melahap taiyaki isi cokelat yang ia beli. Jajanan di sekitar kampusku memang sangat lezat, dan murah pastinya.

"Bulan depan kita sidang, how's your prep?" tanyaku.

"Aku agak khawatir sebenarnya, tapi masih terhitung lama gak sih? sidangnya akhir bulan depan, kan? ini masih awal bulan," ucap Yoora. Ia kembali menggigit potongan terakhir taiyakinya.

"Well, it's either end of next month, atau awal bulan dari bulan depannya lagi," ucapku sedikit terlilit.

"Semoga awal bulan depannya lagi, aku butuh dua bulan untuk nyiapin mental huhu," keluh Yoora. Bagaimana tidak, jika Yoora kembali tidak lulus, maka itu artinya ia harus mengulang tiga tahun masa kuliahnya.

"Ayo positive thinking, we can pass it together," ucapku menyemangati Yoora.

"Ayo lulus kuliah bareng, cari kerja bareng, dan cari pacar," ucap Yoora mengepalkan tangan tanda bersemangat.

Aku terkekeh, "Well, i'm not sure with the last one tho," ucapku kemudian meminum susu pisangku sebagai penetralisir rasa pedas dari tteokbokki yang kumakan.

"Wae? cari pacar gak sesusah itu kok, yang susah itu pertahanin hubungannya," ucap Yoora.

"Kita beda deh kayaknya, Yoo. You're such a social butterfly, kamu enak banget diajak ngobrol sama orang baru," ucapku. Ini nyata, kurasa Yoora setidaknya dikenal oleh satu orang di setiap sudut wilayah Korea.

"Kamu harus berani coba. Gak ada yang tahu kalau sebenarnya dia suka kamu mungkin?" ucap Yoora.

Setelah mendengar ucapan Yoora, entah mengapa satu hal terlintas di benakku.

Memulai langkah pada Joon.

******

"Kamu baca apa sih?" tanya Mark penasaran melihat aku begitu serius menghafalkan isi sebuah buku.

"Kepo," ucapku singkat. Mark menunduk untuk melihat sampul buku yang kubaca.

"Aish! apa-apaan ini, 1001 cara menarik hati lelaki?" ucap Mark.

Aku bertingkah tak peduli. Aku meneruskan menghafal kata demi kata yang ada di buku tersebut.

"Gunakan wewangian di sekitar leher, gunakan pakaian merah agar terlihat menarik, makan kacang polong untuk mencerahkan kulit," ucapku berkali-kali.

"Tidur di bawah jam 10 malam, rajin olahraga, latihan masak? aku udah bisa masak, belajar bercocok ta—HMMPPHH!" aku memberontak ketika Mark membekap mulutku dengan tangannya dan menutup buku yang sedang kubaca.

"Berisik ah, forget the sleep under 10 pm and let's watch a movie," kata Mark menyalakan televisi. Y-yaa, akhir-akhir ini Mark sering menginap, walau dia lebih memilih untuk tidur di sofa. Aku pun tidak tahu karena apa.

"Kamu gak suka banget kalo aku berhasil jadi sama Joon. Kan kalo aku jadi sama Joon, kamu gak harus dengerin ocehan ngenesku lagi, chatroom kamu jadi aman nyaman tenteram," ucapku panjang lebar.

Celebrity ; Mark Lee✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang