41. d o v e y

12 1 0
                                    

"Okay, jadi step untuk bikin cupcake watermelon adalah siapin bahan-bahannya dulu," ucapku pada Mark. Hari ini, kami akan membuat cupcake watermelon kesukaan kesayanganku, Lee Minhyung.

Mark duduk di kursi dan bertopang dagu pada dua tangannya seperti anak kecil. Kacamatanya membuat ia lebih jadi seperti siswa yang sedang mengikuti les memasak.

"Red velvet cake batter, matcha cake batter, vanilla cake batter, chocochips, all done," ucap Mark mengabsen semua bahan yang sudah dipisah ke dalam mangkuk.

"Sekarang, kamu masukin adonannya pelan-pelan ke dalam cup, dari yang matcha dulu," aku memberi instruksi.

Mark menuangkan adonan kue tersebut dengan serius. Benar-benar serius, karena Mark sampai mengernyitkan dahi dan memicingkan mata hanya untuk menuang sedikit adonan.

"Kamu nuang gituan aja kayak lagi mau tes masuk universitas deh," aku berkomentar. Aku mengacak rambutnya gemas. 

Mark mendelik karena merasa fokusnya terganggu karenaku. Dia meletakkan mangkuk yang berisi adonan matcha dan berdiri. Dia memasang ekspresi aneh, namun aku tau bahwa dia siap menjahiliku.

"Apa nih, apa nih, AAAK!"

Aku menggeliat heboh saat Mark mulai menggelitiku. Aku sudah seperti cacing kepanasan yang terus berusaha menghindar dari gelitikan Mark.

"Aduh, aduh—aWWWW! GELI GELI UDAAAHHH!" aku berseru sambil tertawa. 

"Fluffy Jung, fluffy Jung~" ucap Mark gemas.

"Nanti lagi gelitikinnya kita bikin cupcake dulu!" seruku. Tapi aku masih tertawa karena sensasi geli yang Mark berikan.

"Bener ya?" ucap Mark memastikan. Ia menghentikan aksinya namun masih melingkarkan lengannya pada pinggangku.

"Gak janji, wlek," ucapku menjulurkan lidah.

"Idih, nyebelin banget," ucap Mark mengecup pipiku kemudian kembali membiarkanku melanjutkan membuat cupcake.

"Aduh, ini kalau gini terus, yang ada cupcake-nya gak jadi-jadi," keluhku. 

"Kamu nonton TV aja deh sana! kamu orangnya gemesan banget sih," protesku. Bagaimana tidak, bisa-bisa setiap 5 menit sekali Mark bergumam gemas hanya karena melihat adonan kue menempel di hidungku.

"Siapa yang gak gemes kalau punya pacar kayak kamu," ucap Mark namun menurut. Mark kemudian menyalakan TV dan menonton film dengan tenang.

******

Setelah membuat cupcake, aku dan Mark bersantai sambil menikmati cupcake yang sudah matang. 

"I'm gwad you'we a gweat cooker," ucap Mark dengan mulut setengah penuh. 

"Nyenyenye, kunyah dulu ih," ucapku mencubit bibirnya yang mencucu karena terlalu penuh akan makanan.

"Kalau aku konser, kamu mau datang, gak?" tanya Mark tiba-tiba.

"Mau sih, tapi aku cek dulu rekeningku ada atau enggak," jawabku santai. Aku kemudian mencomot satu cupcake lagi.

"Dih, lupa kalau pacarmu kaya?" ucap Mark sinis. Dia memasang wajah menyebalkan tepat di depan wajahku. Aku yang kesal langsung menyuap paksa satu cupcake utuh ke dalam mulutnya.

"Nyenyenye, nih kaya, kayak bebek," ucapku. 

Aku tertawa kecil melihat mulutnya yang penuh. Aku mengambil ponselku dan menghimpit pipinya dengan pipiku. 

"Ciiiissss!"

Ckrek!

"AAAAA CUTEE!"

Aku memekik riang. Demi Dewa Neptunus, ini salah satu foto aku dan Mark yang paling lucu.

"Ih wucu!" ucapnya sambil terus mengunyah.

"ADUUHHH KAMU GEMESIN BANGET SIH!" aku memeluknya erat-erat seperti seorang bocah yang memeluk teddy bear.

Mark hanya mengerjap-ngerjap bingung. Namun ia kemudian balas memelukku erat. Kami jadi seperti sepasang teletubbies yang berpelukan di tengah alat memasak yang berantakan.

Oh, how sweet we are, right?

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

waiting for chap #42...

Celebrity ; Mark Lee✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang